Konsep Kerja dan Praktik Diri Affective Labor atau Relawan Komunitas Turun Tangan Bojonegoro
DOI:
https://doi.org/10.56393/antropocene.v3i4.1687Keywords:
Afektif, Tenaga Kerja, Konsep Kerja, Perawatan DiriAbstract
Saat ini, kelompok atau komunitas berbasis sosial telah banyak memberi sumbangsihnya dalam membantu masyarakat, misalnya masa sulit COVID-19 maupun pasca COVID-19. Dari pernyataan di atas relevan dengan salah satu komunitas berbasis sosial di Kabupaten Bojonegoro yaitu Turun Tangan. Turun Tangan terdiri dari para relawan atau bahasanya dalam kepenulisan ini yaitu affective labor. Penelitian ini berupaya untuk menelisik terkait konsep kerja yang dipegang teguh oleh relawan Turun Tangan Bojonegoro serta sarana atau teknik perawatan diri yang dilakukan. Penelitian ini disusun dengan metode kualitatif dengan kepenulisan etnografi. Data dalam penelitian ini didapatkan dari observasi partisipasi dan wawancara mendalam, serta dianalisis menggunakan teori affective labor dan teori care of the self. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa affective labor Turun Tangan Bojonegoro dapat merumuskan gerakan sosial berdasar dari tiga konsep kerja. Tindakan yang dilakukan relawan dengan melibatkan orang lain atau masyarakat, nantinya manfaat yang didapatkan harus selalu mengarah untuk kebermanfaatan dan kebaikan diri relawan untuk mencapai bentuk transformasi kehidupan.
Downloads
References
Bendar, A. (2019). Feminisme dan Gerakan Sosial. Al-Wardah: Jurnal Kajian Perempuan, Gender Dan Agama, 13(1), 25-37.
Bussell,H & Forbes,D. (2002). Understanding the volunteer market: The what,where, who, and why of volunteering. International Journal of Nonprofit and Voluntary Sector Marketing, 7 (3), 244-257.
Finkelstein,M. (2008). Volunteer Satisfaction and Volunteer Action: A Functional Approach. University of South Florida, 36(1), 9-18.
Fletcher,Robert. (2010). Neoliberal Environmentality: Towards a Poststructuralist Political Ecology of the Conservation Debate. Ashoka Trust for Research in Ecology and the Environment and Wolters Kluwer India, 8 (3), 171-181.
Foucault, M. (1988). Technologies of the self. In Technologies of the self: A seminar with Michel Foucault (Vol. 18).
Hasenfeld,Y & Gidron,B. (2014). Understanding Multi-Purpose Hybrid Voluntary Organizations: The Contributions of Theories on Civil Society, Social Movements, and Non-Profit Organizations. Routledge.
Kelly,Mark,G,E. (2013). Foucault, Subjectivity, and Technologies of the Self. Blackwel Publishing.
Kewuel, H. K. (2012). Pemikiran Soren Kierkegaard Tentang Hakikat Agama:Kontribusinya bagi Dialog dan Kerukunan Hidup AntarUmat Beragama di Indonesia[Dissertation]. Universitas Gadjah Mada.
Kewuel, Hipolitus K. 2017. Seri Studi Kebudayaan 1 Pluralisme, Multikulturalisme, dan BatasBatas Toleransi, Malang :Prodi Antropologi, FIB Universitas Brawijaya
Muehlebach, A. (2011). On Affective Labor in Post-Fordist Italy. American Anthropological Association, 26 (1), 59-82.
Muehlebach, Andrea. (2012). The Moral Neoliberal. University of Chicago Press.
Outwhaite,W. 2008. Pemikiran Sosial Modern (Ensiklopedia). Kecana Prenada Media Groupc.
Screpanti, E. (2017). Karl Marx on wage labor: From natural abstraction to formal subsumption. Rethinking Marxism, 29(4), 511-537.
Wessman, J. W. (1980). Theory of value, labor process and price formation: a study of a Puerto Rican sugarcane hacienda. American Ethnologist, 7(3), 479-492.