Fact Checking Hoax Sebagai Pembuktian Kekritisan Mahasiswa Dalam Pemikiran Keilmuan Karl Popper
DOI:
https://doi.org/10.56393/antropocene.v1i2.444Keywords:
Fact-Checking, Hoax, Mahasiswa, KeilmuanAbstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan fact checking hoax pada diri mahasiswa dengan kekritisan dalam keilmuan dalam sudut pandangan Karl Popper. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus diartikan sebagai proses penyelidikan atau pemeriksaan secara mendalam, terperinci, dan detail pada suatu peristiwa khusus yang terjadi. Hasil penelitian menemukan bahwa teori ilmiah dan ilmu pengetahuan merupakan sebuah hipotesis dan bersifat conjectural yang tidak dapat tereduksi. Falsifikasi dilakukan setelah fact checking. Hal tersebut diproses dengan mengecek kebenaran dari fakta baik berupa teks berita atau peristiwa yang terjadi. Setelah dicek, maka falsifikasi dilakukan. Hal tersebut diproses dengan mengecek kebenaran dari fakta baik berupa teks berita atau peristiwa yang terjadi. Setelah dicek, maka falsifikasi dilakukan. Pemahaman semacam ini sangat relevan jika digunakan untuk menghadapi maraknya kasus hoax belakangan ini. Upaya mengaplikasikan falsifikasi dalam menghadapi penyebaran hoax. Mahasiswa yang telah dibekali intelektual yang tinggi diharapkan mampu menghadapi maraknya berita hoax dengan fact checking dan falsifikasi.
Downloads
References
Ahmad, A. (2012). Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi: akar revolusi dan berbagai standarnya. Jurnal Dakwah Tabligh, 13(1), 137-149.
Albert, G. P. (2018). Pengaruh Terpaan Berita Hoax dan Persepsi Masyarakat Tentang Kualitas Pemberitaan Televisi Berita Terhadap Intensitas Menonton Televisi Berita (Doctoral dissertation, Faculty of Social and Political Science).
Ayu Yuliani (2017) Ada 800.000 Situs Penyebar Hoax di Indonesia. Diakses pada 3 Juni 2021, Dari B,(https://kominfo.go.id/content/detail/12008/ada-800000-situs-penyebar-hoax-di-indonesia/0/sorotan_media)
Komarudin, K. (2016). Falsifikasi Karl Popper Dan Kemungkinan Penerapannya Dalam Keilmuan Islam. At-Taqaddum, 6(2), 444-465.
Komarudin, K. (2016). Falsifikasi Karl Popper Dan Kemungkinan Penerapannya Dalam Keilmuan Islam. At-Taqaddum, 6(2), 444-465.
Laowo, Y. S. (2020). Analisis Hukum Tentang Penyebararan Berita Bohong (Hoax) Menurut UU No. 11 Tahun 2008 Jo Uu No. 19 Tahun 2016. Jurnal Education And Development, 8(1), 440-440.
Marwan, M. R., & Ahyad, A. (2016). Analisis penyebaran berita hoax di Indonesia. Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma, 5(1), 1-16.
Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ngafifi, M. (2014). Kemajuan teknologi dan pola hidup manusia dalam perspektif sosial budaya. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, 2(1).
Permanasari, A. (2016). STEM education: Inovasi dalam pembelajaran sains. In Prosiding SNPS (Seminar Nasional Pendidikan Sains) (Vol. 3, pp. 23-34).
Priambodo, F. H. (2013). Konstruksi realitas berita pada surat kabar nasional (Studi Analisis Wacana Tentang Konstruksi Realitas Teks Berita Headline Terkait Penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman di Koran Tempo Periode Maret-April 2013).
Rabiaty, R. (2019). Epistemologi Karl Raymond Popper Dan Konstribusinya Pada Studi-Studi Keislaman. Al-Falah: Jurnal Ilmiah Keislaman dan Kemasyarakatan, 19(1), 42-57.
Subekti, S. (2015). Filsafat Ilmu Karl R. Popper dan Thomas S. Kuhn serta Implikasinya dalam Pengajaran Ilmu. HUMANIKA, 22(2), 39-46.
Tambuscio, M., Ruffo, G., Flammini, A., & Menczer, F. (2015, May). Fact-checking effect on viral hoaxes: A model of misinformation spread in social networks. In Proceedings of the 24th international conference on World Wide Web (pp. 977-982).
Ufarte-Ruiz, M. J., Galletero-Campos, B., & López-Cepeda, A. M. (2020). Fact-checking, a public service value in the face of the hoaxes of the healthcare crisis. Trípodos. Facultat de Comunicació i Relacions Internacionals Blanquerna-URL, 1(47), 87-104.