Gambaran Allah Menurut Budaya Lamaholot Dengan Allah Dalam Ajaran Gereja Katolik
DOI:
https://doi.org/10.56393/intheos.v1i8.1186Keywords:
Gambaran Allah, Budaya Lamaholot, Ajaran Gereja KatolikAbstract
Kebudayaan memiliki religinya sendiri dan agama juga memiliki poin iman tersendiri. Sebelum mengenal agama formal masyarakat tradisional sudah menganut agama asli dengan keyakinan pada Wujud Tertinggi yang digambarkan bersifat kosmik. Namun karya pewartaan misioner telah jauh berkembang dan agama-agama resmi mulai dikenal. Selain menganut agama Katolik masyarakat Lamaholot juga masih tetap mempertahankan alam kerohanian asli. Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik analisa Miles dan Huberman. keyakinan tradisional atau kepercayaan pada Wujud Tertinggi atau allah dalam budaya Lamoholot memiliki persamaan dan perbedaan dengan Allah dalam Ajaran Gereja Katolik. Pengalaman akan Allah dalam budaya dan dalam agama berbeda, tetapi memiliki tujuan yang sama. Persamaan dari keduanya ialah memiliki sifat transenden dan imanen. Keduanya berbeda bahwa Allah dalam ajaran Gereja Katolik memiliki nama yang jelas (Allah Tritungga: Bapa, Putra, Roh Kudus) dan Allah dalam budaya Lamaholot bersifat anonim, disapa dengan ungkapan. Wujud Tertinggi ada dan berkembang dalam cara pikir tradisional.
Downloads
References
Djamal, M. (2015). Paradigma Penelitian Kualitatif. Yogjakarta: Pustaka Pelajar
Ekan, L. W. T. (2016). Upacara Adat Lepa Bura pada Masyarakat Lamaholot di Desa Sulengwaseng, Kecamatan Solor Selatan, Flores Timur. An1mage Jurnal Studi Kultural: Volume 1 Nomor 2 Juni 2016, 1(2), 99-105.
Guba dan Lincoln. (1981). Effective Evalution. SanFransisco: Jossey Bass Publisher.
Gultom, A. F. (2018). Kerapuhan Imajinasi Dalam Politik Kewargaan The Fragility of Imagination In The Politic of Citizenship. In dalam Seminar Nasional Kebudayaan (Vol. 2).
Hardawiryana, R. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II (Terjemahan). Jakarta: Obor
https://terminalduatiga.blogspot.com> Lera Wulan Tana Ekan dalam kebudayaan Lamaholot, diakses pada Sabtu, 28 Maret 2020.
https://www.slideshare.net> Eksitensi allah menurut masyarakat lamaholo, diakses pada Sabtu, 28 Maret 2020
Jacobs, T. (2002). Paham Allah Dalam Filsafat, Agama-agama dan Teologi. Yogyakarta: Kanisius
Kirchberger, G, Allah, Pengalaman dan Refleksi dalam Tradisi Kristiani, Cet. 2. Maumere: LPBAJ
Kirchberger, G. (2007). Allah Menggugat (Sebuah Dogmatika Kristiani).
Koferensi Wali Gereja Regio Nusa Tenggara. (1993) Katekismus Gereja Katolik. Penerbit: Nusa Indah
Konferensi Wali Gereja Indonesia. (1996). Iman Katolik. Yogyakarta: Yayasan Kanisius
Lanan Simon (2018). Mengenal Tradisi Lamaholot. Jawa Timur: CV. Karya Bakti Makmur
Marianus Kleden. (2008). Hak Asasi Manuia dalam Masyarakat Komunal. Seminari Tinggi Ledalero Maumere: Ledalero
Martasudjita, E. (1999). Pengantar Liturgi. Yogyakarta, Kanisius
Moleong, Lexy J. (2015). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Patton. (2006). Metode Evaluasi Kualitatif, terj. Budi Puspo Priyadi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Paul Arndt. (2009). Agama Asli di Kepulauan Solor. Maumere: Puslit Candradity, Nara Kean,Rofinus,dkk. 2008, Selayang Pandang Budaya Lamaholot. Larantuka: Offcet CV. Jori.
Sodik, F. (2020). Pendidikan Toleransi dan Relevansinya dengan Dinamika Sosial Masyarakat Indonesia. Tsamratul Fikri, 14(1), 1-14.
Suyanto, Bagong. (2005). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Syukur, D.N. (2004). Teologi Sistematika 2. Yogyakarta: Kanisius.