Agama Kepercayaan Asli Suku Laut di Kepulauan Riau dengan Pandangan Dokumen Gereja Nostra Aetate
DOI:
https://doi.org/10.56393/intheos.v2i2.1224Keywords:
Agama Kepercayaan, Suku Laut, Nostra AetateAbstract
Orang Suku Laut merupakan kelompok penjaga laut yang sudah mendiami daerah perairan Kepualauan Riau semenjak kesultanan Johor-Lingga. Minimnya literasi yang mumpuni mengenai asal usul orang suku laut dalam perlindungan sejarah, wilayah adat, dan benda peninggalan membuat eksistensi mengenai Orang Suku Laut tidak muncul ke permukaan pada abad 20 ini. Menurut kepercayaan orang suku laut dunia ruh disana tempat tinggal para hantu, mambang dan peri, identik dengan tempat-tempat tertentu. Hampir semua orang Laut yakin bahwa ruh Datuk Kemuning dan isterinya, yaitu saka (leluhur) datuk-moyang orang Laut, bersemayam di Gunung Daik (Lingga). Gereja Katolik sejak awal telah berusaha untuk menunjukan sikap toleransi demgan umat beragama lain. Hal itu nampak secara nyata dalam deklarasi “Nostra Aetate”, sebuah dokumen Gereja yang dikeluarkan oleh Konsili Vatikan II yang berbicara khusus tentang hubungan Gereja dengan agama-agama lain. Gereja menyadari bahwa ia tidak bereksistensi sendiri di dunia ini. Itulah sebabnya Gereja membuka diri untuk mau berdialog dengan agama lain.
Downloads
References
Agus Dermawan. (2019). Suku Laut Mengarungi Kehidupan Selingkar Sampan, Kepulaun Riau
Anis, E. F. (2014). Konversi Masyarakat Terasing: Studi Tentang Perubahan Sosial Masyarakat Suku Laut di Pulau Air Mas, Kota Batam (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
Elsera, M., Rahmawati, N., & Valentina, A. (2022). Intervensi Masyarakat Suku Laut oleh Tokoh Agama di Kepulauan Riau. Indonesian Journal of Religion and Society, 4(1), 50-57.
Gultom, A. F. (2010). Dialog Transformatif Agama Dan Kekerasan. JPAK: Jurnal Pendidikan Agama Katolik, 4(2), 279-289.
Hasbullah, H. (2018). Kehidupan Keberagamaan Masyarakat Suku Akit di Desa Sonde Kabupaten Kepulauan Meranti. Sosial Budaya, 15(1), 1-10.
Koentjaraningrat. (1993). Masyarakat Terasing Di Indonesia, penerbit Gramedia, tahun
Leoni, T. D., & Indrayatti, W. (2017). Muatan Kearifan Lokal dalam Cerita Rakyat Kepulauan Riau. Jurnal Kiprah, 5(2), 61-80.
Mada, M. A. (2022). Menanamkan Pemahaman Tentang Nilai-Nilai Kebaikan Agama Lain Kepada Siswa Sekolah Menengah Atas Melalui Pengajaran Agama Katolik Di Sekolah Dalam Terang Dokumen Nostra Aetate.
Nauly, M., & Gustiana, R. Z. (2014, September). Peran Dari Persepsi Ancaman Terhadap Perilaku Menghindari Suku Laut Oleh Suku Melayu Di Kepulauan Riau. In Seminar Nasional (p. 159).
Novalina, M., Nixon, G., Sabdono, E., Zaluchu, S. E., & Phuanerys, E. C. (2021). Nostra Aetate: Sebuah alternatif menuju keharmonisan di tengah suburnya intoleransi dan diskriminasi. KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen), 7(2), 338-344.
Prawirosusanto, K. M. (2021). Mimpi Kemakmuran Dalam Pemukiman: Kepenertiban dan Perubahan Sosiokultural Orang Suku Laut di Kepulauan Riau. UGM PRESS.
Rahmat, S., Amin, R., & Riana, R. D. (2021). Agama Masyarakat Suku Laut Kampung Panglong Desa Berakit, Kabupaten Bintan (1965-2011). Tsaqofah dan Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam, 6(1), 85-97.
Saputra, J. (2015). Perubahan Kolektif Komunitas Suku Laut Di Desa Berakit Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten Bintan.
Wali Gereja Indonesia, Dokumen Nostra Aetate, Jakarta
Wengki Adrianto, Orang Suku Laut Kepuluan Riau, Jurnal Relawan Peneliti Yayasan Kajang, Lembaga Peduli Orang Suku Laut, Lingga.