Totemisme Mentawai: Menggali Makna Arat Sabulungan dalam Pembangunan Uma bagi Orang Mentawai

Authors

  • Teresia Noiman Derung Sekolah Tinggi Pastoral Yayasan Institut Pastoral Indonesia
  • Karolina Kalli Ghoba Sekolah Tinggi Pastoral Yayasan Institut Pastoral Indonesia
  • Mike Ardila Sekolah Tinggi Pastoral Yayasan Institut Pastoral Indonesia
  • Yoseph Ivan Inzaghi W Pandity Sekolah Tinggi Pastoral Yayasan Institut Pastoral Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.56393/intheos.v2i8.1276

Keywords:

Totemisme, Ritus Pembangunan Uma, Makna

Abstract

Totemisme adalah istilah menunjuk pada suatu kepercayaan atau agama yang hidup pada sebuah komunitas atau organisasi. Mereka mempercayai bahwa adanya daya atau sifat ilahi yang dikandung didalamnya merupakan pegangan hidup mereka. Pada temuan Durkheim tentang totemisme sebagai sistem agama yang paling sederhana dan primitif serta menjadi lambang organisasi sosial yakni oleh masyarakat tertentu. Orang Mentawai memiliki kepercayaan sendiri yang dianut oleh orang asli suku Mentawai yaitu Arat Sabulungan. Mereka percaya bahwa benda memiliki roh dan jiwa yaitu Seperti dalam pembangunan Uma, orang Mentawai memiliki ritual dalam pembangunan Uma. Jika ritual itu tidak dilaksanakan akan mengakibatkan orang yang membangun Uma celaka dan sakit. Sehingga dalam ritual pembangunan Uma orang Mentawai memaknai hal itu adalah sebagai keselamatan bagi mereka dan terhindar dari kesialan dan penyakit. Adapun tujuan penulis, ingin lebih menggali makna Arat Sabulungan dalam pembangunan Uma bagi orang Mentawai. Hasil penelitian diukur menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara tertutup.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adam, U. K., Yusup, A., Fadlullah, S. F., & Nurbayani, S. (2019). Sesajen sebagai Nilai hidup bermasyarakat di Kampung Cipicung Girang Kota Bandung. Indonesian Journal of Sociology, Education, and Development, 1(1), 27–35. https://doi.org/10.52483/ijsed.v1i1.3

Alfons, C. R. (2020). Totemisme di Era Modernisasi : Realitas Masyarakat Adat Negeri Hutumuri Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon. Komunitas, 3(2), 89–100.

Koentjaraningrat, dkk. 1993. Masyarakat Terasing di Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Kushartanti, A. (2009). Perilaku Menyontek Ditinjau Dari Kepercayaan Diri. Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi, 11(2), 41.

Lestari, F. A., & Kistanto, N. H. (2021). Totemisme dalam Iklan: Studi Sastra Komparatif TVC Sabun Lux Versi Beauty Superpowers dan Versi Maudy Ayunda. Indonesian Language Education and Literature, 7(1), 218-230.

Lévi-Strauss, C. (1971). Totemism (No. 157). Beacon Press.

Maryone, R. (2011). Totemisme pada budaya Asmat. Jurnal Penelitian Arkeologi Papua dan Papua Barat, 3(1), 51-64.

Mathur, N. (1989). Totemism in Caste Communities: A Case from Mathurs of Delhi. Indian Anthropologist, 19(1/2), 53-64.

Muhaldi. (2008). Kepercayaan Tradisional “Arat Sabulungan” Dan Penghapusannya Di Mentawai. Equality, 13(1), 50–65.

Nur, M., Litbang, B., Jakarta, A., & Agama, K. (2019). Penelusuran Identitas Budaya Mentawai Sikerei In The Story : 21(1), 89–102.

Róheim, G. (2016). Social Anthropology: A Psycho-analytic Study in Anthropology and a History of Australian Totemism. Boni and Liveright.

Silalahi, B. S., & Shahida, L. N. (2022). Totemisme di Era Modernisasi: Realitas Masyarakat Adat Manggokal Holi pada Etnis Simalungun Sumatera Utara. Jurnal Sosial Sains, 2(12), 1331-1337.

Syamsuddin, M. (2018). Totemisme dan Pergeserannya: Studi Terhadap Tradisi Lokal di Sendang Mandong, Klaten, Jawa Tengah. Religi Jurnal Studi Agama-Agama, 13(01), 96. https://doi.org/10.14421/rejusta.2017.1301-06

Downloads

Published

2023-01-20

How to Cite

Derung, T. N., Ghoba, K. K., Ardila, M., & Pandity, Y. I. I. W. (2023). Totemisme Mentawai: Menggali Makna Arat Sabulungan dalam Pembangunan Uma bagi Orang Mentawai. In Theos : Jurnal Pendidikan Dan Theologi, 2(8), 264–273. https://doi.org/10.56393/intheos.v2i8.1276

Issue

Section

Articles