Tinjauan Teologi Tentang Spiritualitas Ekologi Menyahabati Alam Melalui Gereja Toraja Sebagai Respon Krisis Ekologi
DOI:
https://doi.org/10.56393/intheos.v3i4.1773Keywords:
Spiritualitas, Ekologi, Menyahabati, Marampa TallulolonaAbstract
Tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana Yayasan Marampa Tallulolona Gereja Toraja dengan konsep filosofis tallulolona melihat alam sebagai saudara. Persoalan krisis ekologi masih merupakan salah satu isu sentral untuk berteologi di Indonesia. Kerusakan alam perlu diperhatikan secara serius, sebab ketika alam mengalami kerusakan, manusia yang akan mendapatkan akibat buruknya. Gereja justru menjadi salah satu penyumbang terjadinya krisis ekologi ini dengan tidak menghemat pemakaian listrik, pemakaian AC secara berlebihan, dan lebih mementingkan bangunan dan dekorasi gereja dibandingkan dengan program-program tentang masalah krisis ekologi. Hal ini menunjukkan bahwa spiritualitas ekologis Yayasan Marampa Tallulolona Gereja Toraja masuk dalam kategori anthropocentrism of responsibility dan bertipe naturalis, sebab membangun relasi dengan Tuhan ketika sedang melakukan kegiatan yang bersentuhan langsung dengan alam. Spiritualitas ini kemudian menjadi tidak pasif sebab dijadikan oleh Yayasan Marampa Tallulolona sebagai bentuk khotbah yang hidup (nyata/langsung). Hal ini yang kemudian menjadikan Yayasan Marampa Tallulolona terus konsisten dalam menyahabati alam dan terbangun dalam bentuk spiritualitasnya sendiri.
Downloads
References
Adiprasetya, J. (2018). Labirin Kehidupan: Spiritualitas Sehari-Hari Bagi Peziarah Iman. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Borrong, Robbert P. (2019). Etika Bumi Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
Corbin, Anselm Straus & Juliet. (2009). Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif Tatalangkah Dan Teknik-Teknik Teoritisasi Data. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Doe, M. (2000). 10 Principles for Spiritual Parenting. New York: Orbis Book
Gultom, A. F. (2021). Makna Perubahan Dalam Identitas Diri: Perspektif Filsafat Eksistensi Soren Kierkegaard dan Relevansinya Bagi Revolusi Mental Warga Indonesia (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
Gultom, A. F., & Saragih, E. A. (2021). Beriman di Masa Pandemi. Medan: CV. Sinarta, 19.
Gultom, A. F. (2019). Metafisika Kebersamaan Dalam Lensa Gabriel Marcel. Antropologi Metafisika & Isu-Isu Kekinian, 1.
Harun, M. (2013). Iman Yang Merangkul Bumi: Mempertanggungjawabkan Iman Di Hadapan Persoalan Ekologi. Jakarta: Penerbit Obor,.
Manopo, T. (2021). “Pertobatan Ekologis Dalam Bingkai Filosofi “Sangserekan Bane’” Dan Pandemi Covid 19.” Kamasean: Jurnal Teologi Kristen 2, No. 1
Moleong, Lexy J. (2004). Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Jakarta: Rosda, 2004.
Northcott, Michael. The Environment and Christian Ethics. Cambridge: Cambridge University Press, 1996.
Pasang, A. (2019). “Ekologi Penciptaan Dalam Kejadian 1-3 Sebagai Landasan Evaluasi Kritis Terhadap Perilaku Ekologis Para Teolog Reformed Indonesia Masa Kini.” Excelsis Deo: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 3, No.1
Priastomo, Y. (2021) Ekologi Lingkungan. Medan: Yayasan Kita Menulis,
Singgih, E.G. (2004). Mengantisipasi Masa Depan: Berteologi Dalam Konteks Di Awal Milenium III. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
Soemarwoto, O. (2014). Ekologi, Lingkungan Hidup Dan Pembangunan. Jakarta: Penerbit Djambatan,
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta,.
Sukmadianata, N.S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda
Susanta, Y. K. (2020). Teologi Kontekstual & Kearifan Lokal Toraja. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
Sutopo, H.B. (2006) Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret,.
Telaumbanua, S. (2020). “Pak Gereja Dalam Konteks Lingkungan Hidup Suatu Refleksi Terhadap Markus 16:15.” Jurnal Shanan 4, No. 1
Thomas, G. (2003). Sacred Pathways. Yogyakarta: Kanisius,.
Toraja, Tim Eklesiologi Gereja. (2021). Eklesiologi Gereja Toraja. Rantepao: Institut Teologi Gereja Toraja