Pengaruh Pengorganisasian Pucuk Pimpinan Gereja Terhadap Episkopal Sinodal Gereja HKI
DOI:
https://doi.org/10.56393/intheos.v1i2.201Keywords:
Pengaruh Pengorganisasian, Pucuk Pimpinan, Episkopal Sinodal, Gereja HKIAbstract
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kepemimpinan jabatan pucuk pimpinan Gereja dalam paradigma episkopal sinodal dalam Gereja Huria Kristen Indonesia (HKI). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif melalui survei, penyebaran angket. Hasil penelitian ini, pertama, pemahaman tentang kepemimpinan Jabatan Pucuk Pimpinan Gereja dalam paradigma Episkopal Sinodal dikategorikan “Sangat Baik” sesuai dengan angket yang telah disebarkan. Hal ini dapat mengindikasikan kalau pemahaman HKI akan keberadaan Pucuk Pimpinan adalah dalam pengertian hierarki kepemimpinan dalam gereja. Kedua, pengaruh pengorganisasian kepemimpinan pucuk pimpinan gereja terhadap Gereja HKI dikategorikan “Kurang Baik”. Artinya, kurangnya pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pucuk pimpinan Gereja yang mewarisi pelayanan seorang episkopos akan tugas penggembalaan pelayan lainnya dan warga jemaat dalam kebenaran ajaran dan disiplin gereja sesuai dengan keberadaannya sebagai Penilik Jemaat. Dalam konteks Alkitab, jabatan episkopos sebagai pemimpin di tengah-tengah jemaat bukanlah menciptakan hierarki dalam kepemimpinan Kristen, melainkan berperan sebagai gembala yang mengayomi, menjaga, dan membentengi jemaat dari kesesatan.
Downloads
References
Boersema, J.A., dkk. (2015). Berteologi Abad XXI: Menjadi Kristen Indonesia di Tengah Masyarakat Majemuk. Jakarta: PT. Suluh Cendekia
Diester, N.S. (2004). Teologi Sistematika. Yogyakarta: Kanisius
Ismail, A. (2009). Selamat Bergereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Jacobs, T. (1988). Gereja Menurut Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius
Lumbantobing, S.M (2003). Model Kepemimpinan Episkopal. Jakarta: BPKGunung Mulia
Meliala, S. J., & Tarigan, B. (2016). Presbiterial Sinodal. Jakarta: Praninta Aksara
Munthe, A. (2004). Panggilan dan Tugas Penatua Gereja. Medan: (tanpa penerbit)
Richard M. Daulay, “Gereja dan Kaderisasi Pemimpin” dalam Kritis Berfikir Santun Berkarya, (Medan: HKBP Distrik X Medan Aceh, 2007
Salim, M. (2009). “GMI Sebagai Komunitas Transformatif: Sebuah Upaya Dalam Membentuk Pola Kepemimpinan Yang Berkarakter Kristiani” dalam Estomihi, dkk, Meruntuhkan Untuk Membangun Kembali. Yogyakarta: Kanisius
Saragih, J. (1999). Menyikapi Periodisasi Gereja. Jakarta: CV. Mulya Sari
Siagian, R.J. (2014). “Gereja Dan Otoritas”, dalam Raulina Siagian, dkk, Fellowship Through Stewardship. Pematang Siantar: L-SAPA
Simamarmata, B.T. (1996). “Kepemimpinan Gerejawi” dalam Membangun Tubuh Kristus: Buku Peringatan Jubileum 25 Tahun Kependetaan Dan HUT Ke-50 Pdt. Dr. Robinson Rajagukguk, MST, M.Th. Pematang Siantar: Yayasan STT HKBP Pematang Siantar
Simanjuntak, N.M. (2014). “Membangun Persekutuan Yang Sinergis Sesama Pelayan Gerejawi”, dalam Raulina Siagian, dkk, Fellowship Through Stewardship: 65 Tahun Pdt. Bistok Manalaksak Siagian, S.Th. Pematang Siantar: L-SAPA
Simarmata, B.T. (1996). “Kepemimpinan Gerejawi” dalam J.R. Hutauruk, dkk, Membangun Tubuh Kristus: Buku Peringatan Jubileum 25 Tahun Kependetaan dan HUT ke-50 Pdt. Dr. R. Rajagukguk. Pematang Siantar: Yayasan STT HKBP,
Sitompul, A.A. (1980). “Arti Jabatan Dalam Gereja Menurut M. Luther”, dalam R.M.G. Marbun & A. Munthe, Missio Dei: Kumpulan Karangan Kenang-kenangan Pada Ulang Tahun Ke-60 Dr. A. Lumbantobing. Pematang Siantar: Kolportase GKPI
Stott, J. (2012). Isu-isu Global: Menantang Kepemimpinan Kristiani, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,
Tarigan, B (2014). “Kepemimpinan Bercermin Dari Gereja Mula-Mula” dalam Jurnal Teologi STT Abdi Sabda Medan Edisi XXXII: Juli-Desember. Medan: STT Abdi Sabda Medan
Thiessen, H.C. (1993). Teologi Sistematika. Malang: Gandum Mas
Tim Penyusun. (1984). Memasuki Masa Depan Bersama: Keputusan SR PGI X di Ambon. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Weber, M. (1978). Economy and Society. Berkeley: University of California Press