Pemaknaan Mendirikan Batu Simbuang Dan Relevansinya Pada Zaman Sekarang Di Kalimbuang Bori
DOI:
https://doi.org/10.56393/intheos.v5i1.2660Keywords:
Batu Simbuang, Toraja, Rambu Solo’, Kalimbuang Bori’, RelevansiAbstract
Tulisan ini mengkaji makna serta relevansi tradisi mendirikan batu simbuang (menhir) dalam upacara adat rambu solo’ di suku Toraja, khususnya di Kalimbuang Bori’, Kabupaten Toraja Utara. Adapun penelitian ini dilakukan untuk mengetahui relevansi mendirikan batu simbuang pada zaman sekarang di Kalimbuang Bori’. Ini bertujuan untuk menghormati arwah orang yang meninggal dan mengantarkan menuju alam roh. Batu simbuang sebagai simbol keabadian, kekekalan, dan kesinambungan arwah, menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi literatur, pendekatan deskripsi analitis, dan wawancara dengan seorang tokoh masyarakat. Penelitian menunjukkan bahwa meskipun telah mengalami perkembangan zaman, tradisi mendirikan batu simbuang masih relevan dan terus dilakukan di Kalimbuang Bori’. Namun terdapat peraturan baru yang diterapkan untuk mengatur pendirian batu simbuang di Kalimbuang Bori’. Hal ini menunjukkan adanya upaya menjaga tradisi adat sambil menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Perubahan ini juga mencerminkan dinamika budaya lokal yang adaptif terhadap kebijakan pemerintah dan kondisi sosial ekonomi. Selain sebagai simbol spiritual, pendirian batu simbuang juga berfungsi sebagai daya tarik wisata budaya yang mendukung ekonomi masyarakat setempat. Dengan demikian, tradisi ini tidak hanya memiliki nilai spiritual tetapi juga berdampak positif terhadap pelestarian budaya dan kesejahteraan masyarakat.
Downloads
References
Aulia, G. R., & Nababan, K. R. (2022). Upacara Adat Rambu Solo. Jurnal Ushuluddin.
Bukit, P. (2019). Pandangan Kristen tentang Kebudayaan dan Adat Istiadat di dalamnya. Jurnal Teologi Dan Pelayanan Kristiani 2.
Dina Dating. (2022). Hubungan Kebudayaan Toraja Dalam Presepsi Kristen. Journal Of Mandalika Literature.
Embon, D. (2018). Sistem Simbol Dalam Upacara Adat Toraja Rambu Solo : Kajian Semiotik. Jurnal Bahasa Dan Sastra, 4(7), 1–10.
Mattulada, A. (1998). Mengenal Manusia Toraja: Sebuah Kajian Historis, Sosial, dan Budaya. Gadjah Mada University Press.
Nooy-Palm, H. (1979). The Sa’dan-Toraja: A Study of Their Social Life and Religion. I: Organization, Symbol and Beliefs. Brill.
Pabebang, R., Erikson, E., & Subambang, B. (2022). Tinjauan teologis mengenai upacara Rambu Solo’. Te Deum (Jurnal Teologi Dan Pengembangan Pelayanan). https://doi.org/10.51828/td.v12i1.215
Paganggi, R. R., Hamka, H., & Asmirah. (2021). Pergeseran Makna Dalam Pelaksanaan Upacara Adat Rambu Solo ’ Pada Masyarakat Toraja (Studi Sosiologi Budaya di Lembang Langda Kecamatan Sopai Kabupaten Toraja Utara). Jurnal Sosiologi Kontemporer, 1(1), 9–20.
Panggarra, R. (2014). Konflik Kebudayaan Menurut Teori Lewis Alfred Coser Dan Relevansinya Dalam Upacara Pemakaman (Rambu Solo’) Di Tana Toraja. Jurnal Jaffray, 12(2), 291. https://doi.org/10.25278/jj71.v12i2.20
Pongpabia, C., & Mangera, E. (2024). Representasi Makna Pada Tuturan Mangriu’ Batu Pada Prosesi Upacara Adat Rambu Solo’ Di To’pao Lolai Toraja Utara (Kajian Semiotika). 3(11).
Renyaan, P., Muzrifah, R. A., & Herawati, F. (2020). Makna Dan Nilai Budaya Yang Terkandung Dalam Lagu-Lagu Daerah Evav Di Maluku Tenggara Kajian Antropology Sastra. Jurnal DISASTRI (Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia).
Sampe, N. (2020). Rekonstruksi Paradigma Ekonomis dalam Budaya Rambu Solo’ di Toraja Utara. BIA’: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristen Kontekstual, 3(1), 26–43. https://doi.org/10.34307/b.v3i1.158
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta.
Tari, E. (2019). Teologi Tongkonan: Berteologi dalam Konteks Budaya Toraja. EPIGRAPHE: Jurnal Teologi Dan Pelayanan Kristiani, 2(2), 93. https://doi.org/10.33991/epigraphe.v2i2.40
Waterson, R. (2009). Paths and Rivers; Sa’dan Toraja Society in Transformation. Brill.
Yulianto. (2012). Pengaruh Tradisi Lokal dalam Pembentukan Identitas Budaya Nasional. Jurnal Kebudayaan Nusantara.