Tongkonan Sebagai Nilai Kerukunan Beragama Dalam Tradisi Rambu Solo Di Toraja
DOI:
https://doi.org/10.56393/intheos.v5i1.2711Keywords:
Beragama, Tongkonan, Rambu Solo’Abstract
Konsep tentang kerukunan beragama masih menjadi pergumulan berat di kalangan kaum agamawan, pakar agama dan tokoh-tokoh agama. Kesediaan diri untuk menghargai serta mengusahakan hubungan yang baik dengan aliran kepercayaan lain sesungguhnya masih cukup jauh tertinggal dibandingkan dengan keberagaman lainnya. Untuk itu, penulis berkehendak untuk merangkai tulisan dengan tujuan untuk menemukan model-model yang menjadi tawaran terhadap konflik beragama yang ditemukan dalam tradisi rambu solo’ masyarakat Toraja melalui falsafah Tongkonan. Metode atau prosedur penelitian diterapkan dalam metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Kualitatif diterapkan dalam study kepustakaan dan analisis wawancara untuk mengumpulkan data sekaligus menemukan nilai-nilai kerukunan dalam tradisi rambu solo’ yang dapat untuk direvitalkan kembali sebagai konsep untuk menciptakan kerukunan beragama. Pendekatan deskriptif diterapkan sebagai bentuk lukisan atau gambaran keadaan yang benar-benar reall terjadi di tengah-tengah masyarakat sehubungan dengan keadaan sosial beragama. Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa tradisi rambu solo’ mengandung nilai solidaritas, kepeduliaan, keramahtamahan, dan penerimaan yang dapat menjadi model edukasi terhadap kerukunan beragama. Penelitian tersebut menunjukan bahwa tongkonan sebagai falsafah masyarakat Toraja mengandung arti tentang penghormatan, persatuan dan kerukunan.
Downloads
References
Ab Susanto. (2003). Membangun Solidaritas Bangsa. Grub Konsultasi Jakarta.
Amelia Puteri. (2021). Mengenal Rumah Adat Toraja “Tongkonan” dan keunikannya.
Anggraini, A. S. (2020). Makna Upacara Pemakaman Rambu Solo Di Tanah Toraja. Visual Heritage, 3(2).
Anthonius Michael. (2022). Moderasi Beragama dalam Kearifan Lokal Toraja: Misa’ Kada Dipotuo, Pantan Kada Dipomate. Multidisiplin Ilmu, 3(1).
Edi Susanto. (2021). Relasi Agama dan Tradisi Lokal. Jakad Media Publishing.
Edy Sutrisno. (2019). Aktualisasi Moderasi Beragama di Lembaga Pendidikan. Bimas Islam, 12(2). https://doi.org/10.37302/jbi.v12i2.
Ezra Tari. (2019). Teologi Tongkonan: Berteologi Dalam Konteks Budaya Toraja. EPIGRAPHE “Teologi Dan Pelayanan Kristiani,” 2(2).
Ignes Sarto. (2020). Rambu Tuka’ Sebagai Pemersatu Empat Kasta di Toraja. Sipatokkong, 4(1).
Mangolo, Y., Kristanto, & Willy. (2018). Ukiran Toraja dan Makna Teologisnya. Proseding Semkaristek, 1(1).
Mh. Abor. (2020). Moderasi Bergama dalam Bingkai Toleransi. Rusydiah: Pemikiran Islam, 1(2).
Nurul Ilmi Idrus. (2016). Tongkonan, Harta, warisan dan Kontibusi Sosial Masyarakat. Etnografi Indonesia, 2(1).
Ritayani Silling. (2020). Tongkonan Sebagai Sarana Pendidikan dalam Pembentukan Karakter Masyarakat Toraja Tradisonal. In budaya dan kearifan lokal.
Ryadi Ismanto. (2020). Rumah Tongkonan Toraja Sebagai Eksperesi Estetika dan Citra Arsitektual.
Saidang Suparman. (2019). Pola Pembentukan Solidaritas Sosial dalam Kelompok Sosial Antar Pelajar. Edumasmul : Pendidikan, 3, No. 2.
Sandi Patanduk. (2019). Konsep Tosangserekan Dan Kesatuan Dalam Tongkonan Sebagai Landasan Dalam Pembentukan Karakter.
Silfia Hanani. (2022). Merawat Keharmonisan Masyarakat Lokal. Agromedia Pustaka.
Sofiah Hayati. (2019). Kerukunan Umat Beragama Dalam Perspektif Agama Buddha dan Islam. Studi Agama, 3(1).
Suharta, S.Pd, M. . (2020). Antropologi Budaya Dalam Agama Kristen. Lakeisha.
Theodorus, K. (2008). Injil dan Tongkonan. kobong Th.
Weinata Sairin. (2008). Gereja Agama-Agama dan Pembanugnan Nasional. BPK Gunung Mulia.
Yosia Belo. (2021). Tinjauan Etika Kristen Terhadap Penggunaan Media Sosial. Pelita Dunia, 4(2).