Program Sekolah Santun: Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Melalui Pembiasaan Jaga Lisan
DOI:
https://doi.org/10.56393/mindset.v2i2.1135Keywords:
Program Sekolah Santun, Nilai Pancasila, Pembiasaan Jaga LisanAbstract
Generasi milenial adalah generasi yang dihadapkan pada tantangan informasi yang masif. Hilir mudiknya informasi yang sangat deras mengakibatkan semakin banyaknya dampak negatif yang dirasakan, seperti ujaran kebencian, perundungan, berita bohong dan lain sebagainya. Maka adanya tantangan tersebut memerlukan perhatian lebih pada pendidikan karakter. Artikel ini berpandangan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter yang berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila tidak cukup diberikan dalam bentuk materi pembelajaran. Selain itu, institusi pendidikan seperti sekolah bertanggung jawab penuh dalam memastikan terinternalisasikannya nilai-nilai Pancasila di kalangan sekolah. Alternatif solusinya adalah aktualisasi nilai-nilai Pancasila melalui program Sekolah Santun yang diterapkan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Patokbeusi dengan strategi pembiasaan jaga lisan. Studi ini mengadopsi pendekatan kualitatif-studi kasus, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa Program Sekolah Santun yang diimplementasikan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Negeri 1 Patokbeusi melalui pembiasaan jaga lisan mampu membentuk habituasi yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pembiasaan jaga lisan ini dilakukan dengan dua pendekatan yaitu intervensi dan habituasi.
Downloads
References
Aswandi. (2010). Membangun Bangsa Melalui Pendidikan Berbasis Karakter, dalam Jurnal Pendidikan Karakter, Publikasi Ilmiah Pendidikan Umum dan Nilai, Vol. 2. No 2 Juli 2010
Darmadi, H. (2013). Dimensi-dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial: Konsep Dasar dan Implementasi. Sekolah: Alfabeta.
Dewantara, K H. 1962. Karja Ki Hajar Dewantara. Jogjakarta: Madjelis Luhur persatuan Taman Siswa.
Dewey, John. (1916). Democracy and Education. New York: MacMillan.
Ehrlich, T. (1999). Civic Education: Lessons Learned. Political Science and Politics, 32 (2), hlm. 245-250
Erwin, M. (2010). Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia. Sekolah: Refika Aditama.
Fogelgarn, R.K. dan R. Lewis. (2015). ‘Are you being your best?’ Why students behave responsibly. Australian Journal of Education, 0 (0), hlm. 1-15
Gultom, A. F. (2011). Guru Bukan Buruh. Malang: Servaminora.
Gultom, A. F. (2022). Kerapuhan Evidensi Dalam Civic Literacy. Sophia Dharma: Jurnal Filsafat, Agama Hindu, Dan Masyarakat, 5(1), 1-18.
Hakam, K.A., dan Nurdin. Metode Internalisasi Nilai-Nilai untuk Memodifikasi Perilaku Berkarakter. Sekolah: Maulana Media Grafika.
Halstead, JM. (1996). Values in Education and Education in Values. London: The Falmer Press.
Humas Distik. (2018). Ratusan Ribu Siswa Kota Sekolah Ikrarkan Sekolah Santun. [Online]. Tersedia pada: http://humas.Sekolah.go.id/humas/berita/2018-11-01/ratusan-ribu-siswa-kota-Sekolah-ikrarkan-Sekolah-s
Kaelan. (2014). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Ling, L. dan Stephenson J. (1998). Introduction and Theoretical Perspective. London: Routledge.
Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa. Sekolah: BPMIGAS dan Energi.
Piaget, J. (1951). The Child’s Conceptcion Of The World. Savage, Maryland: Littlefield Publishers.
Purwasasmita, M. 2010. Memaknai Konsep Alam Cerdas dan Kearifan Nilai Budaya Lokal (Cekungan Sekolah, Tatar Sunda, Nusantara, dan Dunia) Peran Local Genius dalam Pendidikan Karakter Bangsa. Prosiding Seminar. Sekolah: Widya Aksara Press.
Ramayulis. (2005). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Cipuat Press.
Thonberg, R. (2008). The Lack of Professional knowledge in values education. Teaching and Teacher Education, 24: 1971-8
Ulwan, A. N. (1992). Tarbiatul Aulad Fil Islam: Terjemahan Khalilullah Ahmad Masjkur Hakim. Pendidikan Anak menurut Islam. Sekolah: Remaja Rosdakarya.
