Mengantisipasi Fenomena Hoaks bagi Pendidik dengan Mengembangkan Rasionalisme Kritis
DOI:
https://doi.org/10.56393/mindset.v1i2.427Keywords:
Fenomena, Hoaks, Pendidik, Rasionalisme KritisAbstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguraikan secara deskriptif dalam mengantisipasi fenomena hoaks bagi pendidik. Upaya mengantisipasi tersebut didasarkan pada rasionalisme kritis sebagai sudut pandang yang diambil dari teori falsifikasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan penelitian kepustakaan. Penelitian ini berdasarkan kajian literatur terdahulu serta berupaya mengkaji mengenai analisis pemikiran Karl Popper terutama tentang teori falsifikasi. Hasil penelitian menemukan bahwa dapat dideteksi bahwa pendidik merupakan bagian dari kalangan masyarakat yang juga rentan terhadap berita hoaks bahkan tanpa disadari mereka juga dapat turut serta menjadi penyebar hoaks. Selain itu, tidak semua pendidik mampu memfilter informasi yang dengan rasionalisme kritis agar mereka dapat memilih informasi-informasi tertentu yang sesuai kebutuhan. Kemampuan rasionalisme kritis benar-benar dilatih dengan mengkaji secara detail informasi yang datang kepada mereka. Kesulitan dalam menentukan apakah suatu berita tersebut asli atau palsu juga dialami oleh pendidik. Hal tersebut terjadi karena pendidik tidak memiliki kepercayaan diri yang kuat bahwa sebenarnya dirinya mampu memilah dan memilih antara berita asli dan berita palsu.
Downloads
References
Dochmie, M. R. (2018). Keilmiahan Ilmu-ilmu Islam Ditinjau dari Prinsip Falsifikasi Karl Popper. Prosiding Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam dan Sains, 1, 145-150.
Faulina, A., & Sarmiati, S. (2021). Peran Buzzer dalam Proses Pembentukan Opini Publik di New Media. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(2), 2805-2820.
Harahap, R., Hasibuan, A. T., Sirait, S., Yuliawati, F., & Lubis, N. (2019). Teori Falsifikasi Karl Raimund Popper dan Kontribusinya Dalam Pembelajaran IPA Bagi Siswa Usia Dasar. Magistra: Media Pengembangan Ilmu Pendidikan Dasar dan Keislaman, 10(2), 166-185.
Haryono, D. (2014). Gagasan Uji Teori Empiris Melalui Falsifikasi (Analisis Pemikiran Karl Popper dalam pemikiran Ilmu). Al-Ulum Jurnal Pemikiran dan Penelitian ke Islaman, 1(1), 73-78.
Hikmat, A. N., & Masruri, A. (2020). Verifikasi Informasi dan Ancaman Penyebar Hoaks Menurut Q: S Al-Hujurat & An-Nur. Tadwin: Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi, 1(1), 13-31.
Huler, S. G. K. (2020). Masalah Hoaks Di Indonesia Dan Upaya Penangkalannya Melalui Pendidikan Literasi Media (Doctoral dissertation, STFK Ledalero).
Komarudin, K. (2016). Falsifikasi Karl Popper Dan Kemungkinan Penerapannya Dalam Keilmuan Islam. At-Taqaddum, 6(2), 444-465.
Madiarsa, I. M. Pemecahan Masalah Menurut Teori Falsifikasi Dari Karl Raimund Popper. Widyatech Jurnal Sains dan Teknologi 11(3), 116-133
Musfah, J. (2021). Analisis Kebijakan Pendidikan: Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0. Prenada Media.
Nurrahmi, F., & Syam, H. M. (2020b). Perilaku Informasi pendidik dan Hoaks di Media Sosial. Communicatus: Jurnal Ilmu Komunikasi, 4(2), 129–146.
Parani, R., Pramesuari, A., Maldiva, D. M., & Felicia, E. (2018). Mempertanyakan Kembali Bhinneka Tunggal Ika Di Era Post Truth Melalui Media Sosial. Lontar: Jurnal Ilmu Komunikasi, 6(2), 152-164.
Prasanti, D. (2018). Health Information of Literation as Prevention Processes of Hoax Information in the Use of Traditional Medicine in Digital Era (Literasi Informasi Kesehatan sebagai Upaya Pencegahan Informasi Hoax dalam Penggunaan Obat Tradisional di Era Digital). Pekommas, 3(1), 261724.
Qadri, M. (2020). Pengaruh Media Sosial Dalam Membangun Opini Publik. Qaumiyyah: Jurnal Hukum Tata Negara, 1(1), 49-63.
Simarmata, J., Iqbal, M., Hasibuan, M. S., Limbong, T., & Albra, W. (2019). Hoaks dan Media Sosial: Saring Sebelum Sharing. Yayasan Kita Menulis.
Yuliani, A., (2017). Ada 800.000 Situs Penyebar Hoax di Indonesia. Kominfo.go.id. diakses dari https://kominfo.go.id/content/detail/12008/ada-800000-situs-penyebar-hoax-di-indonesia/0/sorotan_media