Nilai Budaya dalam Ritual Tengi Watu bagi Masyarakat Desa Tebara, Kabupaten Sumba Barat
DOI:
https://doi.org/10.56393/rhizome.v4i2.2421Keywords:
Pelestarian Budaya, Nilai Kebudayaan, Ritual Tengi WatuAbstract
Pelestarian Nilai Kebudayaan Ritual Tengi Watu melambangkan kebudayaan khas masyarakat Sumba Secara umum untuk penyembahan pada sang pencipta (Mawolu Marawi) dan roh leluhurnya (Marawi). Kekuatan spiritual tertinggi yang membuat keputusan besar untuk mempertahankan kehidupan sebagai manusia dan masyarakat. tahapan pelaksanaan pelestarian nilai kebudayaan ritual Tengi Watu, yaitu mengetahui perannya dalam menjaga nilai kebudayaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan memperoleh data di Desa Tebara. Penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian sebagai berikut: (1) Proses dalam pelestarian nilai kebudayaan ritual Tengi Watu dari tempat asal menuju lokasi baru merupakan fenomena yang sangat menarik. (2) makna yang termasuk dalam pelestarian ritual Tengi Watu adalah nilai gotong royong yang sangat tinggi, masyarakat Sumba khususnya masyarakat Desa Tebara melakukannya secara bersama-sama sehingga mempermudah dalam penyelesaian suatu pekerjaan. Dimana tarik batu masih dilakukan sepenuhnya dengan tangan. Ratusan bahkan ribuan orang bekerja sama menarik batu yang beratnya bisa mencapai puluhan ton.
Downloads
References
Adellia, A. A., & Aco, F. (2020). Problematika Mahasiswa Indonesia Timur Dalam Menyesuaikan Budaya Di DIY. Jurnal Enersia Publika: Energi, Sosial, dan Administrasi Publik, 4(2), 320-329.
Afriani, D. (2020). Peran Komunitas Gerakan Pesantren Sehat (GPS) Jambi dalam Meningkatkan Pengetahuan Kesehatan Mental Santri di Pondok Pesantren Daaru Attauhiid Kec. Kumpeh ulu kab. Muaro jambi. JIGC (Journal of Islamic Guidance and Counseling), 4(2), 102-119.
Amir, R. (2016). Transformasi Budaya Dalam Perspektif Pendidikan Non Formal (Studi Pada Masyarakat Pembuat Kapal Phinisi Di Kabupaten Bulukumba). Humano: Jurnal Penelitian, 7(1), 46-63.
Arisanti, N. (2019, November). Eksistensi Kampung Adat Di Sumba Tengah. In Forum Arkeologi (Vol. 32, No. 2, p. 117).
Aulana, M. S., Salsabila, A., Hardini, F. D., Cannafaro, H. N., & Putra, A. A. (2024). Hukum Adat dan Nilai-Nilai Sosial Budaya: Studi Kasus di Masyarakat Indonesia. Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan, 4(11), 51-60.
Handini, R. (2019). Kubur Batu sebagai Identitas Diri Masyarakat Sumba: bukti keberlanjutan budaya megalitik di Anakalang, Sumba Tengah. Amerta, 37(1), 18-26.
Handini, R., Geria, I., & Simanjuntak, T. (2016). Pesona Budaya Sumba (pp. 01-33). Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Hasan, A. D. (2019). Kajian Ragam Hias Pada Kain Karawo Gorontalo Dalam Unsur Estetik Dan Simbolik (Doctoral dissertation, Universitas Komputer Indonesia).
Hastuti, N. H., & Supriyadi, A. (2020). Memperhatikan karakteristik budaya dalam fenomena kehidupan bermasyarakat. Adi widya: jurnal pengabdian masyarakat, 4(2), 131-141.
Iriyanto, N. (2018, March). Tradisi Megalitik Dan Dinamika Keagamaan Di Pulau Ternate Tidore (Makna Pada Masyarakat Pendukungnya). In Prosiding Seminar Nasional Pakar (pp. 79-91).
Luji, D. S., Kuala, Y. S., Kasse, S., & Koroh, L. (2023). Makna Dan Nilai Pedagogis-Teologis Dalam Tradisi Waura Watu Pada Masyarakat Anakalang, Sumba Tengah. SCRIPTA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual, 15(1), 136-149.
Mahdayeni, M., Alhaddad, M. R., & Saleh, A. S. (2019). Manusia dan Kebudayaan (Manusia dan Sejarah Kebudayaan, Manusia dalam Keanekaragaman Budaya dan Peradaban, Manusia dan Sumber Penghidupan). Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 7(2), 154-165.
Ma'ruf, A., Komariah, S., & Wildan, D. (2020). Pertunjukan Wayang sebagai Rekonstruksi Nilai Tuntunan dan Tontonan dalam Pembelajaran Sosiologi. Sosietas: Jurnal Pendidikan Sosiologi, 10(1), 754-764.
Muchtar, K., Koswara, I., & Setiaman, A. (2016). Komunikasi antar budaya dalam perspektif antropologi. Jurnal manajemen komunikasi, 1(1), 113-124.
Nugroho, W., & de Jong, K. (Eds.). (2019). Memperluas horizon agama dalam konteks Indonesia. Yayasan Taman Pustaka Kristen Indonesia.
Pernantah, P. S., Rizka, M., Ibrahim, B., & Syafiq, A. (2022). Integrasi Nilai Tradisi Bara’an Melayu Bengkalis Sebagai Sumber Penguatan Karakter Dalam Pembelajaran IPS. Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE), 3(2), 175-186.
Prasetyo, B. (2019). Jejakawal Penuturaustronesia Di Kepulauan Nusantara: Sudut Pandang Lingkungan, Manusia, Dan Budaya. Jejak Austronesia Di Indonesia, 170.
Riva'i, M. H. (2016). Pembangunan dan pelestarian Budaya Rasi: Studi tentang ketahanan pangan di Kampung Adat Cireundeu, Kota Cimahi (Doctoral dissertation, UIN Sunan Gunung Djati Bandung).
Salsabila, A. A., Cahyani, K., Rustini, T., & Wahyuningsih, Y. (2023). Pengaruh Penggunaan Tiktok terhadap Peningkatan Hasil Belajar Keragaman Budaya Indonesia. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK), 5(1), 3415-3421.
Sihabudin, H. A. (2022). Komunikasi antarbudaya: Satu perspektif multidimensi. Bumi Aksara.
Solihin, L. (2013). Mengantar Arwah Jenazah ke Parai Marapu: Upacara Kubur Batu pada Masyarakat Umalulu, Sumba Timur. Patanjala: Journal of Historical and Cultural Research, 5(2), 232-247.
Sriyanto, S., & Fauzie, A. (2017). Penggunaan Kata œJancuk Sebagai Ekspresi Budaya dalam Perilaku Komunikasi Arek di Kampung Kota Surabaya. Jurnal psikologi teori dan terapan, 7(2), 88-102.
Suparlan, P. (2003). Bhinneka Tunggal Ika: keanekaragaman sukubangsa atau kebudayaan?. Antropologi Indonesia, (72).
Sutardi, T. (2007). Antropologi: Mengungkap keragaman budaya. PT Grafindo Media Pratama.
Suweta, I. M. (2020). Kebudayaan Bali dalam Konteks Pengembangan Pariwisata Budaya. Cultoure: Jurnal Ilmiah Pariwisata Budaya Hindu, 1(1), 1-14.