Urgensi Teori Falsifikasi bagi Guru Untuk Menanggapi Berita Hoaks di Media Sosial

Authors

  • Ida Ayu Putu Oka Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Wonosari

DOI:

https://doi.org/10.56393/rhizome.v1i4.431

Keywords:

Berita Hoaks, Guru, Media Sosial, Teori Falsifikasi

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan urgensi dari teori falsifikasi bagi guru untuk menanggapi berita hoaks di media sosial. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan studi kasus. Hasil penelitian menemukan bahwa pertama berita hoaks terjadi karena kemajuan teknologi ini yang membuat warga negara mendapatkan informasi di media sosial. Kedua yaitu tentang urgensi teori falsifikasi Karl Popper dalam menanggapi berita hoaks. Guru, jika mendapatkan berita yang belum jelas asalnya dan belum terbukti kebenarannya, kemudian dia mencari kebenaran tersebut dengan cara verifikasi itu sebenarnya kebenaran yang dicari belum bisa dikatakan kebenaran mutlak karena kebenaran tersebut hanya berupa keyakinan yang memadai yang menganggap bahwa berita itu benar. Ketiga, keunggulan falsifikasi Karl Popper jika digunakan guru untuk menanggapi berita hoaks, maka dapat sangat membantu guru untuk menanggapi suatu berita yang belum jelas akan kebenarannya. Teori falsifikasi menjelaskan kebenaran proposisi suatu ilmu yang ada tidak dapat sepenuhnya ditentukan melalui uji verifikasi, tetapi melalui upaya penyangkalan atas kebenarannya dengan berbagai percobaan yang sistematis. 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Dochmie, M. R. (2018). Keilmiahan Ilmu-ilmu Islam Ditinjau dari Prinsip Falsifikasi Karl Popper. Prosiding Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam Dan Sains, 1, 145-150.

Fatkhurrahman, F. (2018). Kemampuan guru Tempatan Menilai Berita Palsu Atau “Hoax” Dalam Media Sosial Dalam Upaya Pengembangan Jiwa Kewirausahaan.

Hidayat, T., & Purwokerto, U. M. (2019). Pembahasan studi kasus sebagai bagian metodologi penelitian. Jurnal Study Kasus.

Jaelani, A., Fauzi, H., Aisah, H., & Zaqiyah, Q. Y. (2020). Penggunaan media online dalam proses kegiatan belajar mengajar pai dimasa pandemi covid-19 (Studi Pustaka dan Observasi Online). Jurnal IKA PGSD (Ikatan Alumni PGSD) UNARS, 8(1), 12-24.

Juliswara, V. (2017). Mengembangkan model literasi media yang berkebhinnekaan dalam menganalisis informasi berita palsu (hoax) di media sosial. Jurnal Pemikiran Sosiologi, 4(2).

Komarudin. (2014). Falsifikasi Karl Popper dan Kemungkinan Penerapannya dalam Keilmuan Islam. Jurnal at-Taqaddum, 6(2).

Mungkasa, O. (2002). Kritik terhadap Teori Falsifikasi Popper. Jakarta: Program Pasca Sarjana UI.

Nurrahmi, F., & Syam, H. M. (2020). Perilaku Informasi guru dan Hoaks di Media Sosial. Jurnal Ilmu Komunikasi, 129-146.

Rahadi, D. R. (2017). Perilaku pengguna dan informasi hoax di media sosial. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 5(1), 58-70.

Rukajat, A. (2018). Pendekatan Penelitian Kuantitatif: Quantitative Research Approach. Yogyakarta: Deepublish

Septiyadi, C. A., Khafifah, Z., & Hidayatullah, A. F. (2020). Truth dan Post-truth dalam Perspektif Al-Kindi pada Era Milenial. Jurnal Intelektualita: Keislaman, Sosial dan Sains, 9(2), 225-232.

Setiawan, B. (2018). Indonesia Darurat Hoaks? Informasi, 48(2).

Subagiasta, I. K. (2020). Filosofi Orang Suci Hindu Dan Peran Kepemimpinan Hindu. Genta Hredaya: Media Informasi Ilmiah Jurusan Brahma Widya STAHN Mpu Kuturan Singaraja, 3(2).

Sudiyana, S., & Suswoto, S. (2018). Kajian Kritis Terhadap Teori Positivisme Hukum Dalam Mencari Keadilan Substantif. Qistie, 11(1).

Taryadi, A. (1991). Epistemologi Pemecahan Masalah Menurut Karl Popper. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Downloads

Published

2024-04-25

How to Cite

Oka, I. A. P. (2024). Urgensi Teori Falsifikasi bagi Guru Untuk Menanggapi Berita Hoaks di Media Sosial. Rhizome : Jurnal Kajian Ilmu Humaniora, 3(2), 50–56. https://doi.org/10.56393/rhizome.v1i4.431

Issue

Section

Articles