Keinginan Papua untuk Memisahkan Diri dari Indonesia Kaitannya dengan Kemanusiaan
DOI:
https://doi.org/10.56393/rhizome.v1i2.458Keywords:
Kemanusiaan, PapuaAbstract
Tujuan penelitian yaitu untuk mengkaji alasan Papua ingin memisahkan diri dari Indonesia. yang dibahas dengan pemikiran Paul Feyerabend. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus secara sederhana diartikan sebagai proses penyelidikan atau pemeriksaan secara mendalam, terperinci, dan detail pada suatu peristiwa tertentu atau khusus yang terjadi. Hasil penelitian ini yaitu bahwa sejak Papua menjadi bagian dari NKRI, sebagian penduduk Papua merasa kurang puas karena secara fakta mereka masih marginal dan miskin. Ketidakpuasan secara ekonomis itu menjadi faktor kemunculannya semangat Papua untuk memerdekan diri. Pemerintah Pusat dinilai gagal dalam membangun kesejahteraan di Papua, dan diadakannya Operasi Militer oleh Pemerintah Pusat yang bertujuan untuk mengatasi pemberontakan separatisme. Sudut pandang Paul Feyerabend menentang otoritas dan organisasi hierarkis dalam melakukan hubungan dalam menjaga taraf kemanusiaan. Banyak faktor yang membuat Papua tidak bebas untuk melakukan sesuatu dan serta ada tekanan karena perlakuan diskriminasi yang ditimbulkan dari masyarakat Indonesia itu sendiri.
Downloads
References
Ahdiat, A. (2019). Kenapa Orang Papua Ingin Merdeka? retrieved from: https://kbr.id/nasional/08-2019/kenapa_orang_papua_ingin_merdeka_/100254.html
Alam, S. (2020). Jurnalisme Damai Dalam Pembingkaian Berita Rasisme Mahasiswa Papua di Tribunnews. com dan Detik. com. Jurnal Pewarta Indonesia, 2(2), 121-136.
Faradi, Abdul Aziz. 2012. (Tesis) Epistmologi Anarkhis Paul Feyerabend dan Implikasinya bagi Pemikiran Islam. Yogyakarta.
Irianto, S. (Ed.). (2012). Otonomi perguruan tinggi: suatu keniscayaan. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Nurdin, I., & Hartati, S. (2019). Metodologi Penelitian Sosial. Media Sahabat Cendekia.
Nurwahyudi, A. (2018). Epistemologi Anarkisme Penyiaran Islam Dalam Perspektif Paul K. Feyerebend. Indonesian Journal of Islamic Communication, 1(2), 87-102.
Pamungkas, C., & Rusdiarti, S. R. (Eds.). (2017). Updating Papua road map: proses perdamaian, politik kaum muda, dan diaspora Papua. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Pranowo, P., & Hakim, F. N. (2017). Retrospeksi Model Pengembangan Manusia di Daerah Pedalaman Pegunungan dan Perbatasan Papua - Papua Nugini. Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial, 41(1), 93-106.
Santoso, Listiyono. 2006. Seri Pemikiran Tokoh: Epistemologi Kiri. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Shofiyyuddin, M. (2015). Anarki Epistemologis Paul Karl Feyerabend dan Relevansinya Pada Epistemologi Tafsir Al-Quran. dalam Hermeneutika, 9(1).
Suropati, U. (2019). Solusi Komprehensif Menuju Papua Baru: Penyelesaian Konflik Papua Secara Damai, Adil dan Bermartabat. Jurnal Kajian Lemhannas RI, 7(1), 73-89.
Toussaint, E., & Millet, D. (2019). Mafia Bank Dunia: Alat Penjajahan Baru Negara Industri Terhadap Negara Berkembang Sejak Akhir Perang Dunia II.
Widadio, N. A., Latief, M. N. (2019). Artikel Riwayat Konflik Papua, Tanah Kaya di Ujung Timur Indonesia. Oleh . https://www.aa.com.tr/id/berita-analisis/riwayat-konflik-papua-tanah-kaya-di-ujung-timur-indonesia/1635906
Widarda, D. (2019). Demokrasi Sosial dalam Pemikiran Paul Feyerabend. TEMALI: Jurnal Pembangunan Sosial, 2(2), 184-203.
Yusuf, M. A. (2021). Perubahan Arah Dukungan Fiji Pada Upaya West Papuan National Coalition For Liberation (Wpncl) Untuk Menjadi Anggota Melanesian Spearhead Group (Msg) Tahun 2013-2014 (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta).