Menggali Nilai-Nilai Budaya Tura Jajisukulio Dalam Hubunganya Dengan Pancasila
DOI:
https://doi.org/10.56393/rhizome.v2i6.934Keywords:
Nilai-Nilai Budaya, Tura Jaji, PancasilaAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai budaya Tura Jaji dalam hubungannya dengan Pancasila dan untuk mengetahui dampak budaya Tura Jaji terhadap kehidupan masyarakat suku Lio. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Teknik pengumpulan data yaitu: wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan cara menganalisa data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan di lapangan kemudian disusun secara sistematis. Hasil penelitian menunjukkan ada empat nilai budaya Tura Jaji dalam hubunganya dengan Pancasila dan ada dampak budaya Tura Jaji terhadap masyarakat suku Lio.Empat nilai itu yakni,Nilai Kemanusiaan(Wunu Moke Iwa Repa Soe, Wunu Re’a Iwa Repa Leda, Lowa Tau Bo’o Maja Tau Ndeka),Nilai Persatuan (Imu Sama, Mae Repa Bani, Mae Repa Tebo Keda) Nilai Musyawarah-Mufakat ( Umu Du),dan Nilai Ketuhanan (Du'a Gheta Lulu Wula dan Ngga'e Ghale Wena Tana). Budaya Tura Jaji, dengan demikian harus dilestarikan karena mempunyai makna yang sangat berarti bagi kehidupan masyarakat suku Lio pada umumnya dan juga berperan sebagai media penyelesaian konflik sosial.
Downloads
References
Adon, M. J., Garnodin, K., & Depa, S. (2022). Mengkritisi tradisi berbagi dalam upacara adat nggua lio-ende flores NTT dalam terang teologi pembebasan gereja katolik. Abrahamic Religions: Jurnal Studi Agama-Agama, 2(1), 76-89.
Arwansyah, dkk. 2017. Revitalisasi Peran Budaya Lokal Dalam Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA).Proceedings Education And Language International Conference. Vol 1, No 1.
Chang, W. (2007), 14 Agustus Merawat Reputasi Bangsa. Kompas (cetak), halaman 6
Cresswell, (1998), Research Design:Qualitative& Quantitative Approaches. London: SAGE Publicational.
Gultom, A. F. (2019). Metafisika Kebersamaan Dalam Lensa Gabriel Marcel. Antropologi Metafisika & Isu-Isu Kekinian, 1.
Gultom, A. F., Munir, M., Wadu, L. B., & Saputra, M. (2022). Pandemic And Existential Isolation: A Philosophical Interpretation. Journal of Positive School Psychology, 8983-8988
Kaelan, (2016;28), pendidikan pancasila vol.8. Yogyakarta : paradigm
Kamahi, Robot, Jehamat. (2016). Bayangan Bahaya Dari Selatan (Pemetaan Potensi Konflik Antaragama di Kabupaten Ende, Flores NTT). Penelitian Hibah Bersaing: Universitas Nusa Cendana.
Mukhtar, M. A., Pangarsa, G. W., & Wulandari, L. D. (2013). Struktur konstruksi arsitektur tradisional bangunan tradisional keda suku ende lio di permukiman adat wolotolo. RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies), 11(1), 16-27.
Nurdinman, dkk.(2016). Resolusi Konflik Berbasis Adat Di Aceh: Studi Tentang Azas dan Dampaknya Dalam Membangun Perdamaian di Lhokseumawe.Conference Proceedings – ARICIS I.
Rajafi,dkk. (2016). Resolusi Konflik Keluarga Berbasis Local Wisdom (Reaktualisasi Filosofi Masyarakat Sulawesi Utara Torang Samua Basudara)
Siregar.(2014). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana
Sugiyono, (2016), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung :PT Alfabet.
Undang-Undang nomor 32 tahun (2009) pada pasal 1 ayat 30 perlindungan dan pengelolahan lingkungan hidup
Wangge, V. (2021). Nilai-Nilai Moral Tradisional Masyarakat Lio Selatan Dalam Ragam Budaya Tenun Ikat:(Studi Kasus Pada Masyarakat Mbuli Kabupaten Ende). Jurnal Konsepsi, 10(2), 145-154.
Wanti, K. (2014). Representasi Kebudayaan Masyarakat Suku Lio dalam Novel Ata Mai. Jurnal Nosi, 2(7), 654-667.
Yetti, E. (2011). Kearifan lokal dalam cerita rakyat nusantara: Upaya melestarikan budaya bangsa. Mabasan, 5(2), 13-24.