https://journal.actual-insight.com/index.php/rhizome/issue/feed Rhizome : Jurnal Kajian Ilmu Humaniora 2024-12-12T08:25:33+00:00 Open Journal Systems <p><strong>Rhizome: Jurnal Kajian Ilmu Humaniora</strong> adalah jurnal penelitian yang terbit setiap bulan. Rhizome bergerak sebagai jaringan akar keilmuan yang merambah di bidang ilmu-ilmu humaniora, termasuk di bidang antropologi, linguistik, seni klasik &amp; kontemporer, sosial-politik, tradisi lisan, filologi, sastra. Rhizome menyediakan ruang kajian bagi dosen, akademisi, peneliti, praktisi, dan mahasiswa untuk menyebarkan ilmu berupa artikel penelitian empiris dan teoritis, studi kasus, dan kajian pustaka. Jurnal ini juga mengundang para profesional di dunia pendidikan, penelitian, dan kewirausahaan untuk berpartisipasi dalam menyebarluaskan ide, konsep, teori baru, atau perkembangan ilmu-ilmu kemanusiaan. </p> https://journal.actual-insight.com/index.php/rhizome/article/view/2515 Analisis Pemahaman Mahasiswa Papua Terhadap Bahasa Sumatera Selatan di Lingkungan Universitas Sriwijaya 2024-10-08T13:41:07+00:00 Nurhaliza Nurhaliza camellia@fkip.unsri.ac.id Muhammad Kevin Effriansyah camellia@fkip.unsri.ac.id Achmad Dzaky Santana Putra camellia@fkip.unsri.ac.id Sri Artati Waluyati camellia@fkip.unsri.ac.id Camellia Camellia camellia@fkip.unsri.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pemahaman mahasiswa Papua di Universitas Sriwijaya terhadap penggunaan Bahasa Sumatera Selatan, khususnya Bahasa Palembang. Dalam kehidupan kampus di Universitas Sriwijaya, Bahasa Palembang sering digunakan oleh mahasiswa dari berbagai latar belakang, termasuk mereka yang berasal dari daerah lain seperti Medan, Kalimantan, dan Papua. Fokus utama penelitian ini adalah mahasiswa Papua, yang sering menghadapi kesulitan dalam penggunaan Bahasa Palembang dalam interaksi sehari-hari. Temuan ini menyoroti pentingnya kemampuan adaptasi bahasa lokal sebagai kunci untuk menjembatani hubungan sosial dan akademik di lingkungan baru. Ketidakmampuan mahasiswa Papua untuk menyesuaikan diri dengan Bahasa Palembang dapat menghambat komunikasi dengan teman sekelas dan masyarakat sekitar, yang pada akhirnya mempengaruhi proses belajar dan pengalaman sosial mereka di kampus. Penelitian ini menekankan perlunya pemahaman lebih mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan mahasiswa Papua dalam menggunakan Bahasa Palembang, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mendukung adaptasi mereka, guna memperkuat integrasi dan memperkaya keberagaman budaya di kampus.</p> 2024-10-08T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 https://journal.actual-insight.com/index.php/rhizome/article/view/2516 Tuturan Makna Bahasa “Ado Gawe” Dalam Kebiasaan Masyarakat di Palembang 2024-10-08T14:15:20+00:00 Vionnyka Vionnyka camellia@fkip.unsri.ac.id Tiara Berliani camellia@fkip.unsri.ac.id Engracia Abelta Namira camellia@fkip.unsri.ac.id Sri Artati Waluyati camellia@fkip.unsri.ac.id Camellia Camellia camellia@fkip.unsri.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk memperkuat pengunaan dan makna bahasa “ado gawe” yang sudah menjadi kebiasaan Masyarakat di Palembang namun sering kali maknanya masih ambigu saat pengunaanya. Subjek penelitian ini Mahasiswa/i dan Masyarakat di Palembang dan sekitarnya. Peneliti mengunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif yaitu mendeskripsikan, meneliti, dan menjelaskan sesuatu yang dipelajari apa adanya, dan menarik sebuah kesimpulan dari fenomena yang dapat diamati melalui angka-angka dengan teknik pengumpulan data dengan kuisioner secara online. Hasil dari penelitian ini benar di akui bahwa bahasa “ado gawe” sebagai tuturan atau ujaran yang sering terdengar dalam berkomunikasi secara lisan ketika ditanya ingin kemana atau sedang apa kemudian dijawab “ado gawe”. Bahasa “ado gawe” disepakati memiliki makna sedang ada kesibukan meskipun sebenarnya tidak melakukan pekerjaan yang konkret (benar benar ada). Dan sering kali pengunaan bahasa “ado gawe” di gunakan orang palembang agar sedang tidak ingin ditanya terlalu mendetail tentang kegiatan atau yang akan di lakukannya. Bahasa “ado gawe” diakui sebagai kearifan lokal dari masyarakat palembang yang harus tetap dilestarikan sebagai keunikan dan keungulan masyarakat palembang.</p> 2024-10-08T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 https://journal.actual-insight.com/index.php/rhizome/article/view/2539 Folklor dalam Upacara Baremah Tau't Binua Dait: Antara Tradisi dan Kepercayaan Mitis Masyarakat Dayak 2024-10-31T08:37:41+00:00 Jakarias Jakarias jakariassukardi6@gmail.com Aponaris Dedi jakariassukardi6@gmail.com <p>Fokus studi ialah mendalami peran folklor dalam upacara "Baremah Tau't" Adat Dayak Binua Dait. Upacara ini, sudah ada sejak zaman nenek moyang orang Dayak dan diwarisi secara turun temurun melalui peran Bilal. "Baremah Tau’t" mencakup tradisi "bauma/gawe uma" (berladang padi), yang melibatkan berbagai ritual “Baremah” untuk meminta izin kepada sang “Pama Pamingu” atau “Jubata” (Tuhan) pemilik alam semesta ini. Ritual “Baremah” memastikan kelancaran dalam beladang, serta menghindari gangguan mitis dan musibah yang dapat mengganggu aktivitas masyarakat. Upacara "Baremah" ialah ritual doa adat Dayak dengan pengungkapan rasa syukur kepada "Jubata" (Tuhan) yang telah menyediakan alam. Studi ini menemukan bahwa masyarakat Dayak Binua Dait terhubung dengan kepercayaan mistis, terlihat dari tradisi yang masih terpelihara dengan baik seperti "Buang Tanung", "Balala", dan "Baremah Nabut" dalam setiap rangkaian upacara "Baremah" adat tersebut. Rangkaian upacara ini berfungsi mempersatukan masyarakat setempat, guna menjaga hubungan antara manusia, alam, dan pencipta. Folklor upacara "Baremah" bukanlah ritual biasa, melainkan manifestasi yang sangat penting dan masih relevan di zaman ini.</p> 2024-10-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 https://journal.actual-insight.com/index.php/rhizome/article/view/2565 Menanamkan Nilai-nilai Kristiani pada Anak Melalui Cerita dan Permainan Inovatif: Strategi Pastoral dan Inovatif 2024-11-25T08:55:38+00:00 Marike Amanda Adeitania Lewar taniaamanda240@gmail.com Emmeria Tarihoran taniaamanda240@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penggunaan cerita dan permainan inovatif dalam menanamkan nilai-nilai Kristiani pada anak-anak melalui pendekatan studi kasus. Penelitian ini dilakukan di program Minggu Gembira Gereja St. Dismas Pejampi, yang melibatkan anak-anak usia 3-12 tahun sebagai peserta. Metode penelitian yang digunakan meliputi observasi langsung terhadap aktivitas, antusiasme, dan interaksi anak-anak selama kegiatan, serta wawancara dengan pembina dan orang tua untuk mengeksplorasi dampak dari pendekatan ini terhadap perilaku anak di rumah. Analisis data dilakukan dengan pendekatan kualitatif untuk mengidentifikasi pola dan temuan yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan bercerita dan permainan inovatif secara signifikan meningkatkan minat dan pemahaman anak-anak terhadap nilai-nilai Kristiani, serta berkontribusi pada pembentukan karakter yang lebih baik di kalangan anak-anak. Temuan ini menegaskan bahwa metode ini tidak hanya efektif dalam pembinaan iman anak-anak, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan menyeluruh. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pendekatan pastoral berbasis cerita dan permainan inovatif dapat menjadi model yang relevan dan bermanfaat untuk diterapkan dalam pendidikan iman anak-anak, dengan implikasi penting bagi pengembangan metode pengajaran agama yang lebih menarik dan berdampak.</p> 2024-11-25T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 https://journal.actual-insight.com/index.php/rhizome/article/view/2651 Dampak Belis Terhadap Penundaan Perkawinan Dan Hidup Bersama Tanpa Ikatan Resmi : Perspektif Familaris Consortio 2024-12-12T08:25:33+00:00 Maria Erdila Dete mariaerdiladete@gmail.com Martalian Odi mariaerdiladete@gmail.com Genoveva Jawa mariaerdiladete@gmail.com Yohanes Wilson B Lena Meo mariaerdiladete@gmail.com <p>Penelitian ini mengkaji dampak <em>Belis</em> mahal terhadap penundaan perkawinan dan praktik hidup bersama tanpa ikatan resmi dengan menggunakan perspektif <em>Familiaris Consortio</em> sebagai kerangka analisis. Dalam banyak budaya, <em>Belis</em> dianggap sebagai simbol status dan penghormatan, namun biaya yang tinggi sering kali memaksa pasangan untuk menunda perkawinan atau memilih hidup bersama tanpa ikatan resmi. Situasi ini berpotensi merusak struktur keluarga dan prinsip Gereja Katolik yang menempatkan perkawinan sebagai sakramen fundamental bagi kehidupan keluarga dan masyarakat. <em>Familiaris Consortio</em> menekankan pentingnya pemahaman yang mendalam tentang makna dan nilai perkawinan untuk membangun hubungan yang sah dan berkelanjutan. Penelitian ini juga mengungkapkan perlunya pendekatan pastoral yang lebih inklusif dan solutif dalam menghadapi tantangan budaya dan ekonomi yang memengaruhi institusi perkawinan. Selain itu, studi ini menawarkan wawasan bagi pembuat kebijakan dan komunitas religius untuk mendorong dialog yang lebih aktif antara tradisi budaya dan ajaran keagamaan. Dengan temuan ini, diharapkan dapat dikembangkan upaya untuk mengurangi jumlah pasangan yang hidup bersama tanpa ikatan resmi, sekaligus memperkuat institusi perkawinan sebagai fondasi keluarga dan masyarakat.</p> 2024-12-12T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025