Meningkatkan Ketrampilan Menulis Karangan Narasi Dengan Model Experiental Learning Siswa

Authors

  • Ribka Lemi Ririhena Universitas Pattimura
  • Sarah Sahetapy Universitas Pattimura
  • Toatubun Margareta Universitas Pattimura

DOI:

https://doi.org/10.56393/sistemamong.v2i1.486

Keywords:

Ketrampilan Menulis, Karangan Narasi, Model Experiental Learning

Abstract

Narasi adalah karangan  yang menceritakan  tentang  peristiwa berdasarkan  fiktif  atau nonfiktif. Narasi  dapat  berupa  pengalaman  pribadi,  informasi,  cerita  imajinasi,  atau biografi yang tersusun secara kronologis. Karangan narasi lebih sulit dilakukan karena siswa harus mengembangkan imajinasi agar dapat  menciptakan cerita  yang  logis  dan bermakna. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas yaitu sesuatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan. Penelitian ini membagi prosedur penelitian menjadi empat tahap, yaitu Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, Refleksi. Hal tersebut berdasarkan hasil tes siklus I nilai diperoleh sebesar 67.55 atau kategori cukup, sedangkan hasil tes siklus II. Sebesar 80.88 atau termasuk kategori nilai baik. Hal ini dapat membuktikan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II, peningkatan ini menunjukan bahwa ketrampialan menulis karangan narasi dengan model pembelajaran experiental learning pada kelas V SD Negeri 2 Latihan SPG Ambon dapat ditingkatkan. Rekomendasi, kepala sekolah memfasilitasi guru mata pelajaran untuk mengembangkan model pembelajaran dengan kreativitas.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Alit, M. (2002). Pembelajaran Kooperatif, Apa dan Bagaimana. Cirebon: SD Negeri, 2.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta. (Instrumen Penelitian)

Depdikbud, 1998. Pedoman Umum Ejaan Yang di Sempurnakan dan Pedoman umum Pembentukan Istilah. Jakarta : Pusat Pembinaan Bahasa.

Gultom, A. F. (2011). Guru Bukan Buruh. Malang: Servaminora.

Istarani. 2012.58. Model Pembelajaran Inovatif: Medan: Media Persada.

Komaidi & Wijayati (2011:2) Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Peranada Media Group.

Laksana (1982) Jurnal Bahasa dan Sastra Keterampilan Berbicara Cooperative Script.

Maidar G. Arsjad dan Mukti, Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia, (Jakarta Erlangga 1991)

Marwoto dan Yant Mujianto. 1998. BPK Berbicara II (Sanggar Bahasa dan Sastra Indonesia). Surakarta : Depdikbud RI UNS.

Midar G, Asjad dan Mukti, Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia, (Jakarta : Erlangga, 1991), h. 36.

Resimin, (2016) Peningkatan kemampuan Berbicara siswa Kelas IV Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode cooperative script di SD N 46 Kota Panjang Pandang. Universitas Bung Hatta.

Santoso, (2009). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Banten: Universitas Teerbuka.

Slamet, St. Y. (2008). Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakatra : LPP UNS dan UNS Press

Slamet, St. Y. 2007. Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Di Sekolah Dasar. Surakatra : LPP Dan UNS Press.

Stephen, C. C. K., & Muriel, L. Y. F. (2013). Narrative and performative acts in cultural education: The teaching of writing as critical communication. Inter-Asia Cultural Studies, 14(2), 213-227.

Syukur Ghazali, (2010). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif Interaktif. Bandung : PT Refika Aditama.

Tarigan, H. G. (2015). Berbicara Sebagai suatu Keteampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Yardley, S., Teunissen, P. W., & Dornan, T. (2012). Experiential learning: transforming theory into practice. Medical teacher, 34(2), 161-164.

Yunus Abidin, (2013). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter, Bandung: Refika Aditama

Downloads

Published

2022-04-26

How to Cite

Ririhena, R. L., Sahetapy, S., & Margareta, T. (2022). Meningkatkan Ketrampilan Menulis Karangan Narasi Dengan Model Experiental Learning Siswa. Sistem-Among : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 2(1), 25–32. https://doi.org/10.56393/sistemamong.v2i1.486

Issue

Section

Articles