Kolektivitas dalam Nomenklatur Pendidikan Moral di Korea Selatan
DOI:
https://doi.org/10.56393/decive.v1i8.266Keywords:
Pendidikan Kewarganegaraan, Korea SelatanAbstract
Pada dasarnya, setiap negara di dunia akan selalu mengembangkan konsep terbaik untuk mewujudkan cita-cita dan aspirasi bangsa, termasuk di bidang Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan di setiap negara berbeda karena dipengaruhi oleh perkembangan sejarah, latar belakang, kondisi budaya, sistem sosial, ekonomi masyarakat. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis pendidikankKewarganegaraan di Korea Selatan. Pemilihan Korea Selatan sebagai objek penelitian dilatarbelakangi karena pendidikan di Korea Selatan telah diakui dunia sebagai sistem yang unggul. Jenis penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan di Korea Selatan mengadopsi konsep Pendidikan Kewarganegaraan di Asia. Korea Selatan menerapkan pendidikan nilai dan moral dengan menggunakan pendekatan terpisah yang berasal dari budaya dan religius. Budaya di sini yang dimaksud yaitu kolektivisme yang berasal dari Konfusianisme dan keyakinan yang merupakan agama leluhur. Warga Korea Selatan secara umum sering memperhatikan pendidikan guru-guru karena mereka meyakini bahwasannya kualitas dari pendidikan moral juga sangat ditentukan oleh kualifikasi pendidikan para guru.
Downloads
References
Almond, G.A. and Verba, S., (2015). The Civic Culture: Political Attitudes and Democracy in Five Nations. Princeton University Press.
Arifin, M. (2003). Ilmu Perbandingan Pendidikan. Jakarta: Golden Terayon Press
Bahmuller, C.E., (1996). The Future of democracy and Education for Democracy. Calabasas: CCE [Center for Civic Education].
Bayeh, E. (2016). Role of civics and ethical education for the development of democratic governance in Ethiopia: Achievements and challenges. Pacific Science Review B: Humanities and Social Sciences, 2(1), 31-36.
Enyiaka, J.U., Aminigo, I.M., Osaat, S.D. (2018). The Role Of Civic Education In Personality And National Development. International Journal of Social Science and Humanities Research. 6(1), 584-589.
Kerr, D. (1999). Citizenship Education: An International Comparison. London: Qualiy Curriculum Association.
Lee, W.O., (2004). Concepts and issues of Asian citizenship: Spirituality, harmony and individuality. In Citizenship education in Asia and the Pacific (pp. 277-288). Springer Netherlands.
Lee. W.O., & Grossman, D.L. (Eds.). (2004). Citicizenship education in Asia and the Pacific Concepts and Issues. Hongkong: The University of Hong Kong Pokfulam.Ministry Of Education&Human Resources Development. 2007-2008. Education in Korea. Republic of Korea
Michael Seth (2012) Education zeal, state control and citizenship in South Korea, Citizenship Studies, 16:1, 13- 28, DOI: 10.1080/13621025.2012.651400
Purwanto, Adi J. (2010). Peningkatan Anggaran Militer Cina dan Implikasinya Terhadap Keamanan Di Asia Timur. Ilmu Hubungan Internasional. Yogyakarta : FISIP UGM.
Roh, Yang, R., (2004). Values education in the global, information age in South Korea and Singapore.Citizenship Education in Asia and the Pacific: Concepts and Issues, 14, p.257.
Stewart, F. (2019). The Human Development Approach: An Overview. Oxford Development Studies, 47(2), 135-153.
Weinberg, J., & Flinders, M. (2018). Learning for democracy: The politics and practice of citizenship education. British Educational Research Journal, 44(4), 573- 592.
Winataputra. U.S. & Budimansyah, D. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan dalam Perspektif Internasional. Bandung: Widya Aksara Press.
Winataputra. U.S. (2001). Jati Diri Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi. Disertasi. Bandung: Pascasarjana PKn UPI.