Keterlibatan Remaja Dalam Doa Bersama di Paroki Maria Tak Bernoda Kepanjen
DOI:
https://doi.org/10.56393/intheos.v1i12.1204Keywords:
Keterlibatan Remaja, Doa bersamaAbstract
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan keterlibatan remaja dalam doa bersama. Berdoa adalah getaran hati suara nurani yang menyapa Allah. Suatu permohonan dan syukur kepada Allah. Berdoa merupakan suatu bagian penting bagi orang beriman. Tanpa doa iman kita akan lemah tanpa daya, kering dan tidak berbobot, tapi dengan berdoa iman kita dikuatkan, diteguhkan, ditopang hingga kokoh kuat tak tergoyahkan dimaksudkan dalam penulisan ini adalah berarti bergandengan, bertepatan, serentak. Jadi doa bersama yang dimaksud penulis adalah mengangkat hati kepada Tuhan secara bergandegan atau bersama. Berdoa bersama akan menanamkan rasa kasih, pengertian yang menimbulkan rasa aman dalam doa bersama. Berdoa bersama bagi remaja bisa saling terbuka dan saling mendukung satu sama lain. Berdoa adalah persekutuan tubuh Kristus yang secara rohani di dalam hidup bersama. Pentingnya kegiatan doa terletak pada penanaman impresi (bahwa kita menganggap kuasa yang kita sembah dalam doa lebih tinggi dari diri kita). Dengan doa kita menyatakan ketidakberdayaan dan berserah diri pada kuasa- Nya, serta memohon bantuan dari-Nya.
Downloads
References
Andreas Muchrotie. (2011). Psikologi Perkembangan (Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik). Jakarta Pusat
Barbara Leahy Shlemon. (1996). Menemukan Jati Diri Melalui Doa. Jakarta: Obor.
F.Hartono. (1981). Menyelami Tradisi Doa. Kanisius, 1984. (Disarikan Dari James Borst. Latihan Doa Kontemplatif, (Yogyakarta: Kanisius,
Gultom, A. F. (2021). Makna Perubahan Dalam Identitas Diri: Perspektif Filsafat Eksistensi Soren Kierkegaard Dan Relevansinya Bagi Revolusi Mental Warga Indonesia (Doctoral Dissertation, Universitas Gadjah Mada).
Hadiwardoyo Purwo, (2006). Masalah Sosial Actual. Yogyakarta: Kanisius
Hidayah, N. (2021). Hubungan Antara Persepsi Tentang Keterlibatan Ayah Dengan Regulasi Emosi Remaja Akhir (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
KWI Iman Katolik. (1996). Yogyakarta:Kanisus,
Londa, A. M. F., & Adinuhgra, S. (2022). Peran Keluarga Kristiani Sebagai Ecclesia Domestica Dalam Menumbuhkan Habitus Berdoa Bagi Anak-Anak Di Stasi Mandam. Lumen: Jurnal Pendidikan Agama Katekese dan Pastoral, 1(2), 85-99.
Matheus, J., & Selfina, E. (2015). Peran Pembina Remaja Bagi Perkembangan Perilaku Remaja Di Gereja Kemah Injil Indonesia Tanjung Selor Kalimantan Utara. Jurnal Jaffray, 13(1), 1-22.
Meiliawaty, E. (2022). Korelasi Antara Kegiatan Doa Malam dan Perilaku Taat Anak Remaja di Panti Asuhan. Jurnal Antusias, 8(2), 191-202.
Phyllis Zagano. (2001). Hidup Dan Doa Sebuah Refleksi Penerbit. Jakarta.Obor
Robert Hardawiryana (1993). Dokumen Konsili Vatiakan II (Evangeli Nuntiandi, Jakrta: Obor,).
Santoso, Y. (2020). Efektivitas Peran Gembala Jemaat Dalam Pertumbuhan Gereja. KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekostaurnal Teologi Pantekosta, 2, 19-20.
Siahaan, C., & Rantung, D. A. (2019). Peran Orangtua Sebagai Pendidik Dan Pembentuk Karakter Spiritualitas Remaja. Jurnal Shanan, 3(2), 95-114.
Sibarani, Y. (2021). Peran Orang Tua Dalam Mewariskan Iman Bagi Pembinaan Rohani Anak Remaja Menurut 2 Timotius 1: 5 Dalam Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal Gamaliel: Teologi Praktika, 3(1), 14-33.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Bandung: Alfabeta.
Yasipin, Y., Rianti, S. A., & Hidaya, N. (2020). Peran agama dalam membentuk kesehatan mental remaja. Manthiq, 5(1), 25-31.