Meningkatkan Keaktifan Remaka Dalam Mengikuti Pembinaan Iman Melalui Metode Sekutu
DOI:
https://doi.org/10.56393/intheos.v3i1.1380Keywords:
Metode Sekutu, Keaktifan Remaka, Pembinaan ImanAbstract
Remaka merupakan tulang punggung Gereja yang membutuhkan pembinaan iman yang intensif sesuai dengan usianya. Pembinaan iman yang intensif mampu mengarahkan remaka untuk menjadi pribadi yang ikut bertanggung jawab dengan imanya serta bertumbuh demi perkembangan Gereja dan bangsa. Remaka sering disebut sebagai generasi penerus Gereja dan bangsa. Pernyataan ini mengarahkan para pemerhati dan semua lapisan masayarakat untuk senantiasa memperhatikan, mendampingi remaka dalam setiap kegiatan rohani maupun pendidikan lainnya. Kegiatan kerohanian membantu remaka menjadi pribadi yang dewasa dan siap menghadapi berbagai tantangan dimasa mendatang,serta menjadi pribadi yang tangguh, kokoh, kuat dalam menghadapi berbagai tantangan. Dengan demikian sangat dibutuhkan berbagai metode pembinaan yang menarik misalnya dengan metode sekutu. Metode sekutu merupakan metode yang digunakan dalam mengembangkan iman remaja untuk membentuk karakter saling membantu. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah metode sekutu dapat meningkatkan keaktifan remaka dalam mengikuti pembinaan iman. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan jenis penelitian deskriptif. Data penelitian dikumpulkan melalui hasil observasi dan wawancara, tentang keaktifan remaka dalam kegiatan pembinaan iman misalnya kehadiran, berdoa, bernyanyi, sharing dan tanyajawab. Sumber data yang diperoleh 5 responden. Dengan hasil penelitian ini menunjukan bahwa metode sekutu dapat meningkatkan keaktifan remaka hingga mencapai 85,5%.
Downloads
References
Ayun, Q. (2017). Pola asuh orang tua dan metode pengasuhan dalam membentuk kepribadian anak. ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal, 5(1), 102-122.
Gulo, Y., & Sugiri, W. (2020). Pengaruh Guru Pendidikan Agama Kristen Terhadap Pelayanan Remaja Dalam Konteks Gereja Di Indonesia (The Influence Of Christian Religion Education Toward Teenagers Services In The Context Of Churches In Indonesia). QUAERENS: Journal of Theology and Christianity Studies, 2(2), 86-101.
Hulukati, W., & Hulukati, W. (2015). Peran lingkungan keluarga terhadap perkembangan anak. None, 7(2), 265-282.
Pailang, H. S., & Palar, I. B. (2012). Membangun Spiritual Remaja Masa Kini Berdasarkan Amsal 22: 6. Jurnal Jaffray, 10(1), 59-86.
Purnami, R. S., & Rohayati, R. (2016). Implementasi Metode Experiential Learning Dalam Pengembangan Softskills Mahasiswa Yang Menunjang Integrasi Teknologi, Manajemen Dan Bisnis. Jurnal Penelitian Pendidikan, 13(1).
Rochaniningsih, N. S. (2014). Dampak pergeseran peran dan fungsi keluarga pada perilaku menyimpang remaja. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, 2(1).
Santika, M., & Adinuhgra, S. (2019). Bina Iman Kaum Muda Sebagai Upaya Meningkatkan Kehidupan Menggereja OMK Di Stasi Tumbang Kaman. Sepakat: Jurnal Pastoral Kateketik, 5(2), 41-51.
Setyawan, O. H. (2014). Pewarisan Dan Pendidikan Iman Anak Sebagai Tanggung Jawab Orangtua Menurut Ecclesia Domestica Studi Kasus Paroki Santo Yosep Purwokerto Timur. Jurnal Teologi (Journal of Theology), 3(2), 111-124.
Sidjabat, B. S. (2021). Strategi Pendidikan Kristen. PBMR ANDI.
Sogen, D. S. H., Firmanto, A. D., & Aluwesia, N. W. (2021). Perkembangan Iman Rasul Cilik Pada Masa Pandemi COVID-19 Paroki Santa Perawan Maria Dari Gunung Karmel Ijen Malang. SAPA-Jurnal Kateketik dan Pastoral, 6(1), 11-24.
Tangdilintin, P. (1984). Pembinaan Generasi Muda Visi dan Latihan. Jakarta: Obor.
Yuhaniah, R. (2022). Psikologi Agama Dalam Pembentukan Jiwa Agama Remaja. Jurnal Kajian Pendidikan Islam, 12-42.