Perspektif Teologis Ibadah Rabu Abu dan Implikasinya dalam Kehidupan Warga Jemaat Rante Towu
DOI:
https://doi.org/10.56393/intheos.v4i4.2087Keywords:
Makna Ibadah, Rabu AbuAbstract
Perayaan Rabu Abu dalam Gereja Toraja memunculkan berbagai perspektif. Menganggapnya sebagai hal yang biasa dan terkesan ikut-ikutan dalam perayaannya karena dianggap sebagai hari raya milik Gereja tertentu (Katolik). Penulisan ini mengkaji tentang Perspektif Teologis Ibadah Rabu Abu dan Implikasinya dalam Kehidupan Warga Jemaat Rante Towu, Klasis Kalaena. Penulisan ini bertujuan memberikan pemahaman terhadap warga Jemaat Rante Towu mengenai pentingnya makna Rabu Abu. Metode penelitian yang digunakan untuk merampungkan karya tulis ini ialah metode kualitatif yang perolehan datanya melalui data primer dan sekunder. Studi pustaka dan penelitian lapangan ini digunakan dalam rangka menyatukan bahan pustaka yang berkaitan atau berhubungan dengan topik yang dikaji oleh penulis. Setelah penulis melakukan penelitian, ditemukan bahwa semua hari raya Gerejawi adalah tradisi Gereja mula-mula. Sehingga bukan milik organisasi tertentu. Gereja Toraja Kembali melaksanakan Rabu Abu dengan landasan kebersamaan oikumenis agar keluar dari pertentangan-pertentangan dengan gereja-gereja lainnya. Rabu Abu menajdi momen atau wadah tempat umat mengakui dosa dan bertobat serta menghayati pengorbanan Yesus Kristus.
Downloads
References
Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja. (2018). Buku Liturgi Gereja Toraja, Toraja Utara: PT SULO
Baswori dan Suhardi (2008). Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta:Rineka Cipta
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka
Gultom, A. F. (2022). Kerapuhan Evidensi Dalam Civic Literacy. Sophia Dharma: Jurnal Filsafat, Agama Hindu, Dan Masyarakat, 5(1), 1-18.
Gultom, A. (2023). Albert Camus And Kierkegaard on Existential Isolation to Indonesia Citizen. Sophia Dharma: Jurnal Filsafat, Agama Hindu, Dan Masyarakat, 6(2), 43-62. Retrieved from https://e-journal.iahn-gdepudja.ac.id/index.php/SD/article/view/1308
Gultom, Andri, Nilai Yang Hilang dari Profil Pelajar Pancasila," Researchgate, 2023<https://www.researchgate.net/publication/371199628_Nilai_Yang_Hilang_dari_Profil_Pelajar_Pancasila>
Indonesia, L. A. (1974). Alkitab Terjemahan Baru (TB). Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
Laporan Hasil Semioka dan Tim Kerja. (2016). Lampiran-Lampiran Laporan Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja ke SSA XXIV Gereja Toraja, Rantepao: SULO
Martasudjita E., (1998). Memahami Simbol-Simbol Dalam Liturgi: Dasar Teologi Liturgis, Makna Simbol, Pakaian, Warna, Ruang, Tahun, dan Musik Liturgi, Yogyakarta: Kanisius,
Maryanto Ernest, (2004). Kamus Liturgi Sederhana, Yogyakarta: Kanisius,
Rachman Rasid, (2016). Hari Raya Liturgi, Jakarta: Penerbit BPK Gunung Mulia,
Sugiyono, (2012). Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta,
Sugiyono, (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta
Wardani Kusuma Laksmi, (2006). "Simbolisme Liturgi Ekaristi Dalam Gereja Katolik (Sebuah Konsepsi dan Aplikasi Simbol)," Artikel: Dimensi Interior, Vol. 4, No. 1, Juni.
Wawancara dengan Ibu Elisabet Ambalele di kediamannya di Mangkutana pada tanggal 12 Juni 2022
Wawancara dengan Pdt. Sufriadi Mei Suhendra di kediamannya di Rantepao pada tanggal 8 Juni 2022
Wawancara dengan Pdt. Sulfrida selaku pendeta Jemaat Rantetowu pada tanggal 10 Juni 2022 di kediamannya di Rantetowu, Desa Manggala.
White James F, (2009). Pengantar Ibadah Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia
Windhu I Marsana, (2017). Memahami Rabu abu, Prapaskah, dan Minggu Palma, Yogyakarta: Penerbit PT Kanisius
Windhu I Marsana, (1997). Mengenal 30 Lambang atau Simbol Kristiani,Yogyakarta:Penerbit PT Kanisius,